Buka konten ini
Siapa bilang usaha kue tradisional akan kalah dibandingkan dengan kue kekinian? Dengan mempertahankan cita rasa khas, usaha rumahan milik Laily mampu melanglang buana.
Kamis (4/1), Batam Pos mengunjungi outlet Halawiyat yang berlokasi di Perumahan KDA, Cluster Parkit, No. 22, Kurnia Djaya, Batam Center. Sebuah rumah bercat hijau dengan pepohonan rindang di depannya menjadi tempat usaha milik Laily Qadriyanti Ichdam, 52.
Saat tiba, Batam Pos disambut hangat oleh Laily yang tengah sibuk di dapurnya. Ia sedang membuat kue pesanan pelanggan.
”Awalnya hanya iseng memulai usaha. Pada 2018, saya mulai mengurus legalitas, kebetulan waktu itu sedang ada pesanan untuk hantaran,” ujar Laily.
Nama usaha Yasmeen Halawiyat diambil dari nama anak keduanya, Yasmeen. Sementara itu, Halawiyat berasal dari bahasa Arab yang berarti manis atau lezat.
”Keluarga saya memang sudah lama berkecimpung di bisnis kuliner. Saya hanya meneruskannya,” tambahnya.
Di tengah gempuran makanan kekinian, Laily tetap teguh melestarikan kue tradisional.
”Saya ingin membuat orang rindu pada cita rasa khas kue kampung,” katanya.
Tak hanya itu, Laily memilih tetap membuka usahanya dari rumah. ”Saya ingin orang mengenal kami sebagai rumah kue kampung,” ujarnya.
Cita Rasa Khas yang Melekat
Laily menjelaskan bahwa produknya terkenal dengan Kamboja Bakar atau bingka.
”Biasanya orang luar Batam yang ingin oleh-oleh memesannya malam-malam, dan saya buat pagi harinya agar tetap segar,” katanya.
Menurut Laily, kualitas bahan baku adalah kunci. Ia bahkan selektif memilih santan kelapa untuk memastikan kualitas rasa.
”Kelapa itu harus dibuka saat akan dibeli. Saya tidak suka kelapa yang sudah dibuka semalam sebelumnya,” tegasnya.
Laily membuka pesanan setiap hari kecuali Jumat, yang ia khususkan untuk menerima pesanan catering seperti Jumat Berkah. Beragam kue khas Melayu tersedia di Halawiyat, mulai dari kue basah, kue kering, hingga catering.
Beberapa yang menjadi unggulan adalah Kamboja Bakar, Talam, Lapis, dan Cake Kukus Buah. Harganya berkisar antara Rp28 ribu hingga Rp40 ribu.
Pada 2023, Laily mendapat penghargaan dari Marlin Agustina atas cita rasa Kamboja Bakar.
”Kue ini tanpa pengawet, jadi hanya bisa bertahan hingga tiga hari,” jelasnya.
Keberhasilan dari Mulut ke Mulut
Laily mengaku dikenal luas berkat rekomendasi dari mulut ke mulut, meskipun ia juga memiliki akun Instagram dan Facebook.
Dalam proses produksi, Laily dibantu oleh seorang karyawan tetap. Namun, saat ada pesanan dalam jumlah besar, ia kerap memanggil kenalannya untuk membantu.
”Saya pernah mendapat pesanan hingga 500 kue dalam sehari,” ungkapnya. Pendapatan minimal yang diperoleh Halawiyat adalah Rp500 ribu per hari, tetapi jika sedang ramai, omzetnya bisa mencapai lebih dari Rp7 juta per hari.
Di akhir perbincangan, Laily menyampaikan harapannya. ”Saya ingin usaha rumahan ini semakin dikenal, tetap eksis, dan semoga suatu hari bisa membuka ruko sendiri,” tutupnya. (***)
Reporter : TIA CAHYA NURANI
Editor : MUHAMMAD NUR