Buka konten ini
Jakarta (BP) – Hunian di kawasan Tangerang Selatan ini hasil perpaduan desain masa kini dan rumah tradisional Jawa. Elemen batik truntum pada fasad menjadi spotlight.
H HOUSE merupakan proyek renovasi yang mempertahankan hampir seluruh bangunan existing-nya. Namun, dilakukan penyesuaian pada struktur bangunan agar mampu menopang penambahan lantai 2.
”Kami juga menghilangkan dinding-dinding pembatas existing pada ruang utama supaya ruangan terasa lebih besar dan lega,” papar arsitek prinsipal Ranah Timur Architects Regi Kusnadi.
Secara konsep, owner menginginkan nuansa rumah Jawa. Rumah existing sebelumnya juga memiliki ornamen Jawa yang unik dan menarik. Regi memosisikan rumah sebagai kanvas kosong untuk menampung kreativitas owner sehingga H House dapat mencerminkan karakter penghuninya.
”Kami coba hadirkan nuansa itu dengan memakai tegel homemade tradisional yang didatangkan langsung dari Jogja, warna hijau khas rumah tradisional Jawa sebagai aksen. Dan, secondary skin motif batik truntum permintaan khusus klien,” bebernya.
Fasad berbentuk segitiga juga mencerminkan sebagian besar rumah tradisional Jawa yang memiliki atap segitiga. Sisi kanannya dibuat kisi-kisi kayu yang dapat dibuka tutup.
Keberadaan secondary skin berfungsi menyaring cahaya yang masuk mengingat posisi rumah menghadap barat. Cahaya matahari yang masuk dari secondary skin itu menghasilkan bayangan motif batik truntum pada lantai. Cantik.
Memasuki ruang utama, penggunaan elemen kayu banyak direpetisi ke dalam interior. Misalnya, pada langit-langit rumah dan lantai yang memberi kesan hangat. Regi menuturkan, desain hunian itu terinspirasi dari Keraton Jogjakarta dan Ndalem Gamelan.
”Untuk H House ini, kami pakai ceiling dari WPC dan lantainya laminated wood yang lebih mudah perawatannya dibandingkan kayu solid karena tidak lembap,” ungkap Regi.
Ruang utama, ruang keluarga, ruang makan, dan dapur menyatu tanpa sekat. Dari area itu juga dapat langsung melihat ke taman belakang yang hanya dibatasi pintu folding kaca sehingga pandangan terasa luas. Master bedroom di samping taman mendapatkan view taman belakang.
Pada lantai 2, terdapat area belajar yang menjadi satu dengan wardrobe dan storage. Lantai 1 dan 2 saling terhubung melalui pemanfaatan void. Dengan begitu, interaksi antaranggota keluarga tetap dapat terbentuk meski berada di lantai yang berbeda.
”Area wardrobe ini menjadi penting untuk menyimpan banyak barang supaya rumah tetap terlihat rapi. Kalau biasanya lemari itu di dalam kamar, di sini kamar hanya untuk tidur. Jadi, semua aktivitas di lakukan di luar kamar,” ujarnya.
Pada bagian belakang, terdapat balkon untuk area servis dengan material kaca buram yang ditutup stiker guna menghalau pandangan ke area tersebut. Namun, sinar matahari tetap bisa masuk untuk memberikan tambahan pencahayaan alami. Sebab, cahaya dari balkon depan tersamarkan oleh kisi-kisi. (***)
Reporter :JP Group / Editor :Iman Wachyudi