Buka konten ini
GAZA (BP) – Hujan badai menambah penderitaan bagi pengungsi Palestina di Jalur Gaza di tengah seranganserangan Israel, kata Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
“Warga yang mengungsi sudah hidup dalam kondisi tidak layak akibat perang; kini mereka berjuang menghadapi hujan badai,” kata UNRWA dalam pernyataan pada Selasa (31/12) dilansir Antara.
Badan itu mengatakan hujan telah membuat seratusan tenda pengungsi terendam banjir dan menimbulkan kerusakan parah di Khan Younis, Gaza selatan. “Ada 500 keluarga yang masih tinggal di sepanjang pantai Gaza,” kata UNRWA.
“Seharusnya bantuan kemanusiaan lebih banyak dan lebih sering datang ke Gaza untuk membantu warga agar tetap hangat di musim dingin ini.”
Sementara itu, Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) kembali mendesak adanya gencatan senjata segera di Gaza untuk mencegah lebih banyak bayi meninggal akibat kedinginan di tengah genosida Israel selama lebih dari setahun yang telah membunuh ribuan anak Palestina.
Di platform X pada Selasa (31/12), UNICEF mengumumkan bahwa tujuh bayi meninggal karena kedinginan di Jalur Gaza dalam beberapa hari terakhir. Badan itu mengatakan kendati pihaknya telah mengirim pakaian musim dingin dan selimut kepada keluarga Palestina, kebutuhan mereka sangat besar.
Hal itu lantaran sebagian besar warga Gaza yang mengungsi belum mempunyai tempat berlindung yang layak dan kebutuhan pokok lain selama cuaca dingin ekstrem. Desakan UNICEF itu muncul ketika sejumlah daerah di Gaza diterjang banjir dalam beberapa hari terakhir, yang menambah kesengsaraan bagi mereka yang sudah hidup dengan kondisi yang tidak manusiawi.
Sejumlah laporan melansir bahwa banjir telah merendam puluhan tenda pengungsi di Kota Deir al Balah, al-Mawasi, dan Khan Younis.
Sebelumnya, UNICEF mengumumkan bahwa 2024 menjadi tahun terburuk bagi anak-anak ketika sekitar 473 juta anak tinggal di zona perang di seluruh dunia, termasuk Gaza. Angka itu setara dengan satu dari enam anak di dunia.
“Dari hampir semua tolak ukur, 2024 menjadi salah satu tahun terburuk dalam sejarah UNICEF bagi anak-anak yang terjebak di zona konflik, baik dari segi jumlah anak yang terdampak maupun dampaknya terhadap kehidupan mereka,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell.
Sejumlah media melaporkan lebih dari 17.000 anak meninggal selama 15 bulan perang genosida yang dilancarkan rezim Zionis Israel di Gaza.
Kantor berita Al Jazeera yang mengutip juru bicara UNICEF, Rosalia Bolen, melaporkan bahwa 96 persen perempuan dan anak-anak di Gaza tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan pokok mereka. Anakanak juga terjangkit penyakit dan kekurangan pakaian untuk musim dingin.
Pasukan Israel terus melancarkan perang genosida di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.500 warga Palestina, meski Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera.
Pada November, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perangnya di wilayah kantong Palestina itu. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : ANDRIANI SUSILAWATI