Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron melanjutkan kunjungan kenegaraan di Akademi Militer (Akmil) Magelang dan Candi Borobudur Kamis (29/5). Sejumlah agenda penting menyertai kunjungan tersebut. Mulai pembahasan kerja sama pertahanan hingga meluncurkan kemitraan strategis baru di bidang budaya dan industri kreatif.
Prabowo tiba lebih dulu di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Kulon Progo. Ketua umum Partai Gerindra itu disambut Wakil Gubernur DIJ KGPAA Paku Alam X serta jajaran pimpinan TNI-Polri. Tak lama berselang, pesawat yang membawa Macron dan Ibu Negara Prancis Brigitte Macron mendarat. Dari sana, keduanya melanjutkan perjalanan udara menggunakan helikopter AW-189 menuju Akmil Magelang.
Tiba di helipad Lapangan Sapta Marga, keduanya disambut taruna Akademi Militer serta sejumlah pejabat tinggi Indonesia. Terlihat Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Momen ikonik terjadi ketika Prabowo menyetir sendiri kendaraan taktis Maung dengan Macron di kursi penumpang. Mereka melaju melewati barisan siswa sekolah dasar dan menengah pertama yang melambaikan bendera kecil Indonesia maupun Prancis. Macron sempat membuka jendela mobil dan melambaikan tangan membalas antusiasme anak-anak.
Upacara resmi penyambutan di Akmil dimulai dengan pengumandangan lagu kebangsaan La Marseillaise dan Indonesia Raya. Prabowo bertindak sebagai inspektur upacara, dilanjutkan dengan pemeriksaan pasukan menggunakan kendaraan Maung. Di hadapan taruna-taruni, Macron menganugerahkan Grand Croix de la Légion d’Honneur (penghargaan sipil dan militer paling prestisius di Prancis) kepada Prabowo. Medali kehormatan tertinggi dari pemerintah Prancis itu menjadi simbol pengakuan atas kontribusi Prabowo dalam memperkuat kerja sama strategis kedua negara, khususnya di bidang pertahanan dan pengembangan sumber daya manusia.
Dalam sambutan santap siang bersama para kadet di Ruang Makan Husein, Prabowo menyampaikan bahwa penghargaan tersebut merupakan kehormatan besar bagi bangsa Indonesia. Agenda dilanjutkan ke Gedung Kelas A Akmil, tempat program pelatihan bahasa Prancis berlangsung. Macron tampak antusias menyapa taruna dalam bahasa Prancis. Dia bah kan kagum dan memuji keberanian mereka dalam berbicara di hadapannya. ”Bagus sekali dan terima kasih karena telah belajar bahasa Prancis. Terima kasih atas komitmen ini,” ujar Macron.
Setelah seluruh agenda di Akmil rampung, kedua pemimpin negara melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur. Kunjungan budaya itu menandai kedekatan historis-spiritual antara Prancis dan Indonesia. ”Selamat datang di Candi Borobudur. Suatu kehormatan besar bagi kami menerima kunjungan Yang Mulia,” kata Prabowo kepada Macron. Prabowo juga menjelaskan bahwa Candi Borobudur merupakan mahakarya peradaban. UNESCO telah menetapkan candi tersebut sebagai warisan budaya dunia yang kaya sejarah dan makna spiritual.
Prabowo menekankan, Indonesia adalah bangsa yang berdasar pada Pancasila serta meng hormati semua agama dan kepercayaan. ”Indonesia dan Prancis adalah dua bangsa besar yang memiliki sejarah panjang, budaya yang mengakar, dan peradaban yang kaya. Kita berbagi nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, serta penghormatan terhadap keberagaman,” ucap Prabowo.
Macron kemudian menyampaikan pidato balasan. Dia menyatakan kagum pada Candi Borobudur. Dia menyebut Borobudur sebagai adikarya spiritual arsitektur. ”Borobudur bukan hanya monumen, melainkan lambang keunggulan manusia dan kesaksian atas kelebihan dari multilateralisme serta spirit kemitraan,” tuturnya.
Menurut Macron, candi ini adalah simbol dari pesan universal tentang toleransi dan rasa hormat, sekaligus bukti sukses kerja sama antara Indonesia dan UNESCO dalam pelestariannya. Dia juga menandai momen tersebut sebagai peluncuran kemitraan strategis di bidang budaya antara Prancis dan Indonesia. Fokus kedua negara adalah pelestarian warisan dunia serta penguatan industri kreatif.
Di bidang warisan dunia, Macron menyoroti kerja sama Indonesian Heritage Agency dan Le Centre des monuments nationaux. Selain itu juga keterlibatan lembaga-lembaga riset dan budaya seperti EFEO dan Grand Palais des Champs-Elysees. Di bidang industri kreatif, kolaborasi akan meliputi perfilman, mode, desain, video game, dan gastronomi. Dia menyebutkan adanya kemitraan dengan La Femis dan Centro National du Cinema serta pelatihan bersama dalam pendanaan film independen.
”Kami ingin menjadi mitra yang dapat dipercaya, sahabat sejati Indonesia,” katanya. (lyn/oni)
Reporter : JP GROUP
Editor : Putut Ariyo Tejo