Buka konten ini
WASHINGTON DC (BP) – Miliarder teknologi Elon Musk resmi mengundurkan diri dari jabatan di pemerintahan Donald Trump. Keputusan itu diumumkan langsung oleh bos Tesla dan SpaceX tersebut melalui akun media sosial X, Rabu (28/5) malam, waktu setempat.
Musk sebelumnya dipercaya memimpin Department of Government Efficiency (DOGE), sebuah badan baru bentukan Trump yang bertugas memangkas pemborosan anggaran dan mengefisienkan kinerja pemerintahan. Jabatan itu ia emban sebagai pegawai pemerintah khusus selama 130 hari.
“Ketika masa tugas saya sebagai Pegawai Pemerintah Khusus berakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden @realDonaldTrump atas kesempatan untuk mengurangi pemborosan pengeluaran,” tulis Musk dalam pernyataannya.
Gedung Putih membenarkan pengunduran diri Musk. Seorang pejabat menyatakan kepada Reuters bahwa pemberhentian Musk akan berlaku segera. Namun, DOGE dipastikan akan tetap beroperasi.
“Misi DOGE akan terus menguat dan menjadi bagian dari budaya kerja di seluruh pemerintahan,” ujar Musk dalam pernyataan terpisah.
Langkah mundur Musk ini terbilang mengejutkan. Sebelumnya, hubungan antara Musk dan Trump terlihat sangat akrab. Musk bahkan disebut-sebut menjadi bagian dari tim sukses Trump dalam upaya kembali merebut Gedung Putih pada Pilpres 2024 lalu.
Namun, menurut seorang sumber yang mengetahui proses pengunduran diri itu, Musk tidak melakukan pembicaraan resmi dengan Trump sebelum mengumumkan keputusannya. ”Keputusan ini diambil di level staf senior,”  kata sumber tersebut.
Selama masa tugasnya, Musk disebut berhasil membubarkan sejumlah unit birokrasi yang dianggap sarang pemborosan anggaran. Namun kini, ia memilih untuk mengakhiri kiprah singkatnya di dunia pemerintahan dan kembali fokus pada dunia teknologi dan bisnis.
Di sisi lainnya soal bisnis, perusahaan teknologi saraf milik Elon Musk, Neuralink, berhasil mengumpulkan USD 600 juta (Rp9,7 triliun, kurs USD 1= Rp16.280) dalam putaran pendanaan terbaru.
Nilai itu menjadikan valuasi perusahaan melonjak hingga mencapai USD 9 miliar (Rp146,4 triliun) menurut laporan Semafor yang dikutip sejumlah media internasional. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO