Buka konten ini
STOCKHOLM (BP) – Parlemen Swedia resmi mengesahkan undang-undang baru yang memungkinkan pendanaan generasi terbaru pembangkit listrik tenaga nuklir. Langkah itu merupakan strategi penting untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Sekaligus mendukung target ambisius Swedia mencapai emisi bersih nol karbon pada 2045.
Pemerintah Swedia merencanakan pembangunan empat reaktor nuklir berskala besar. Total kapasitasnya mencapai 5.000 megawatt. Setidaknya, separo dari fasilitas itu ditargetkan mulai beroperasi pada 2035.
Menteri energi sekaligus Wakil Perdana Menteri (PM) Swedia Ebba Busch menekankan urgensi kebijakan itu. Dia menegaskan, negara membutuhkan lebih banyak listrik yang stabil, bebas fosil, dan dengan harga yang kompetitif. “Inilah cara kami mendukung pertumbuhan ekonomi, kemampuan pertahanan, dan memastikan keluarga di Swedia mendapatkan listrik dengan harga wajar setiap hari,” ujarnya sebagaimana dikutip Reuters akhir pekan lalu.
Meski demikian, pemerintah belum mengumumkan total anggaran pembangunan maupun mekanisme distribusi beban biaya bagi konsumen. Namun, dalam dokumen kebijakan putih (white paper) yang diterbitkan Agustus tahun lalu, diperkirakan negara meminjamkan dana kepada pengembang reaktor sebanyak 300600 miliar krona Swedia (setara dengan Rp5091.018 triliun dengan kurs Rp1.697/krona). Jaminan harga untuk listrik dari reaktor itu akan berlaku hingga 40 tahun.
Undang-undang itu menandai langkah besar koalisi minoritas pemerintah Swedia untuk membangun reaktor nuklir besar-besaran. Namun, nasibnya belum pasti karena seluruh partai oposisi memberikan suara penolakan. Apalagi, Swedia akan menghelat pemilu tahun depan yang bisa mengubah arah kebijakan tersebut.
Sementara itu, perusahaan energi milik negara, Vattenfall, disebut-sebut memiliki rencana paling maju dalam pengembangan reaktor nuklir baru. Namun, mereka menegaskan belum akan mengambil keputusan investasi sebelum akhir dekade ini. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO