Buka konten ini
BATUAJI (BP) – Sebuah truk gandeng bermuatan instalasi pipa bekas perkapalan berukuran besar nyaris tumbang saat melintas di Jalan Brigjen Katamso, Tanjunguncang, Senin (26/5). Peristiwa ini menyebabkan kemacetan parah dan menimbulkan kekhawatiran pengguna jalan akibat goyangan muatan yang tidak stabil.
Truk tersebut bahkan harus didampingi satu unit truk gandeng kosong untuk menstabilkan laju kendaraan. Keduanya berjalan sangat lambat dan memakan hampir seluruh badan jalan, menghambat arus lalu lintas dari dua arah.
Situasi makin memburuk saat truk mencoba berputar arah di ruas jalan yang sempit. Proses manuver yang memakan waktu lama mengakibatkan antrean panjang kendaraan. Meskipun beberapa petugas tampak berusaha mengatur lalu lintas, kemacetan tetap terjadi selama lebih dari satu jam.
Kejadian ini memicu keluhan masyarakat. Warga mempertanyakan tidak adanya pengaturan jam operasional khusus untuk kendaraan berat semacam itu. “Truk-truk besar seperti ini seharusnya tidak melintas di jam sibuk. Risikonya besar, apalagi kalau muatannya tidak stabil,” ujar Aldi, warga sekitar.
Kemacetan akibat kendaraan proyek bukan hal baru di kawasan Tanjunguncang dan Batuaji. Jalan R. Suprapto hingga Brigjen Katamso hampir setiap hari dipadati truk pengangkut material berat, terutama akibat aktivitas pematangan lahan dan pengiriman logistik galangan kapal.
Ironisnya, banyak truk bermuatan besar justru melaju dengan kecepatan tinggi tanpa mengindahkan keselamatan pengguna jalan lainnya. Padahal, di sepanjang jalan tersebut terdapat sejumlah sekolah dan aktivitas masyarakat yang padat.
Nursiah, seorang ibu rumah tangga, mengaku selalu cemas saat mengantar anaknya ke SDN 08 Sagulung yang berada di tepi jalan tersebut. “Saya tidak punya pilihan karena sistem zonasi. Tapi saya khawatir setiap hari. Lalu lintas sangat padat dan truk-truk besar itu sering ngebut,” ungkapnya.
Indra, warga lainnya, menambahkan bahwa pengawasan terhadap truk-truk proyek masih sangat minim. Ia mendesak agar pemerintah segera memberlakukan pembatasan jam operasional dan pengawasan yang lebih ketat terhadap kendaraan industri.
Menanggapi keresahan itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Batam, Salim, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah langkah pencegahan. Salah satunya adalah pemasangan pita penggaduh di titik rawan kecelakaan, termasuk di Simpang Tiban.
“Kami juga sudah lama menyosialisasikan kepada perusahaan-perusahaan agar tertib uji KIR. Tapi umumnya mereka baru melengkapi dokumen jika diminta oleh pelabuhan atau instansi tertentu,” kata Salim.
Ia menambahkan, pihaknya akan meningkatkan pengawasan dan mempertimbangkan pengaturan jam operasional kendaraan berat demi keselamatan bersama.
Masyarakat berharap aksi nyata segera dilakukan agar kejadian serupa tidak terus terulang. Keamanan dan keselamatan lalu lintas, khususnya di kawasan padat penduduk dan dekat fasilitas pendidikan, harus menjadi prioritas utama pemerintah. (*)
Reporter : EUSEBIUS SARA
Editor : RATNA IRTATIK