Buka konten ini
INCHEON (BP) – Bakteri itu diam-diam menyebar. Ia tak bisa dilawan dengan antibiotik biasa, bahkan terhadap karbapenemobat kelas terakhir yang biasanya jadi andalan terakhir para dokter. Di Incheon, Korea Selatan, jumlah kasus infeksi oleh carbapenem-resistant Enterobacteriaceae (CRE) mencetak rekor baru dan memicu kecemasan publik.
Sepanjang awal 2025, otoritas setempat mencatat 1.233 kasus infeksi CRE. Jumlah ini nyaris sepertiga dari total kasus sepanjang 2024 yang mencapai 3.649. Jika laju ini tak terbendung, akhir tahun nanti akan mencatat angka tertinggi sepanjang sejarah kota pelabuhan itu.
“Ini bukan hanya masalah Incheon,” kata Shin Byung Chul, Kepala Divisi Kesehatan Kota Incheon, seperti dikutip Korea Times. Infeksi CRE kini menyebar ke seluruh Korea Selatan.
CRE bukan sekadar istilah medis yang membingungkan. Ia adalah kumpulan bakteri yang sudah kebal terhadap karbapenem, salah satu jenis antibiotik paling kuat yang selama ini dianggap sebagai pengobatan garis akhir.
Ketika bakteri sudah tak mempan lagi terhadap karbapenem, pilihan pengobatan menjadi sangat terbatasdan sering kali tidak efektif.
Infeksi akibat CRE bisa menyebabkan pneumonia, infeksi aliran darah, dan komplikasi lain yang mematikan. Data Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea menunjukkan, pada 2024, tercatat 42.827 kasus infeksi CRE di seluruh Korea Selatan. Setahun sebelumnya, jumlahnya masih 38.405. Dari jumlah itu, sebanyak 661 pasien meninggal dunia.
Tak ingin tinggal diam, Pemerintah Metropolitan IncÂheon mengambil langkah taktis. Mulai Juli mendatang, mereka akan menerapkan sistem pemantauan baru dengan menggandeng 12 institusi medis di kota tersebut. Forum kesehatan juga telah digelar bulan lalu, melibatkan para ahli penyakit menular, untuk merumuskan strategi penanganan yang lebih tanggap dan sesuai dengan kondisi masing-masing lembaga kesehatan. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO