Jumat, 20 Juni 2025

Silakan berlangganan untuk bisa membaca keseluruhan berita di Harian Batam Pos.

Baca Juga

Warna Warni Roti Jala yang Memanjakan Mata

Tak Hanya Cantik, Kuliner Satu Ini Juga Punya Cita Rasa Istimewa

Roti jala bunga warna warni membentuk huruf kapital Z untuk perayaan ulang tahun.

 

Roti jala bunga warna warni dibentuk seperti cake ultah.
Roti jala bunga warna warni dibentuk menjadi huruf D kapital untuk perayaan ultah.
Roti jala warna warni untuk hantaran di saat Hari Raya Idulfitri.
Roti jala bunga warna warni disusun untuk acara prasmanan.
Roti jala warna warni disusun untuk acara prasmanan.

Jika dilihat sekilas, kamu tidak akan menyangka kalau bunga cantik yang berwarna-warni ini adalah kuliner khas Melayu, yang biasa kita menyebutnya roti jala atau kirai. Olahan makanan yang disajikan bersama kuah kari, kini upgrade dengan tampilan yang tak biasa.

Dua sahabat yang sama-sama berdarah Melayu ini, memutuskan untuk membuka usaha, setelah di PHK dari tempatnya bekerja. Yaitu Tsabitah Fitri Zhafirah biasa dipanggil Sabita, 25 dan Devi Riska Dewi atau biasa dipanggil Devi, 26.

”Saat itu sudah seminggu kami menganggur setelah di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), setelahnya tanpa disengaja saya melihat salah satu Instagram warga Malaysia, ia memposting roti jala bunga,” terang Sabita.

Dari situ, muncul ide untuk membuka usaha roti jala bunga bersama sahabatnya Devi, dikarenakan belum ada di Batam yang menjual roti jala bunga, dan banyak juga yang belum tau.

”Kami melihat peluang, dan sekarang sudah mau memasuki tahun ke-4 kami jualan roti jala, dan kami juga belajar secara otodidak,” beber Sabita.
Keduanya memberi nama usaha mereka dengan sebutan Kedai Dare 21, karena dalam bahasa Melayu, dare itu artinya anak gadis, lalu kata kedai karena suatu saat harapannya bisa memiliki kedai, dan dikarenakan Devi anak kedua sedangkan Sabita anak pertama, ditambah mereka memulai usaha di tahun 2021.

”Kebetulan kami berdua sama-sama orang Melayu, jadi sepakat memberi nama tersebut,” ucapnya.
Untuk saat ini, mereka masih fokus dengan satu menu saja, yakni roti jala dengan harga mulai dari 10 ribu hingga ratusan ribu.
Paket sarapan Rp10 ribu
Paket dare Rp25 ribu
Size mini Rp45 ribu
Medium Rp85 ribu
Large Rp125 ribu
Jumbo Rp225 ribu
Latter Rp100 ribu – Rp200 ribu

”Yang paling best seller itu size medium dengan kuah kari,” beber Sabita.
Dalam membuat pesanan, Kedai Dare 21 masih memproduksi dari rumah, yang berlokasi di Jalan Bawal, Batu Merah RT 17 / RW05, Kecamatan Batu Ampar, Kota Batam. Biasanya pembeli order melalui Instagram @kedaidare21, dan masih area Batam, untuk keluar Batam biasanya hand carry saja.

”Biasanya pesanan membeludak saat hari besar seperti bulan puasa, lebaran, Iduladha, Imlek, dan Natal,” sebutnya.
”Pernah kita dapat orderan banyak selama 2 hari berturut turut, saat hari guru kita dapat orderan kirai sepanjang 2 meter, 120 pack sarapan, 25 pack size medium dan dilanjutkan keesokan harinya 500 pack sarapan untuk hari Kopri (Korps Pegawai Republik Indonesia),” imbuhnya lagi.

Sewaktu awal merintis, mereka memang hanya berdua dalam menjalankan usaha ini, tetapi saat ini mereka sudah merekrut beberapa teman yaitu Pia sebagai admin, Anjeli sebagai tim packing, dan Ramsis sebagai orang yang mengantar pesanan.
”Kalau untuk omzet kotor tiap bulannya bisa mencapai Rp10 juta – Rp15 juta,” beber Sabita.

Menurut Sabita dan Devi, jika ingin memulai usaha yang penting percaya diri, setiap usaha itu pasti adakalanya jatuh bangun, jangan khawatir dan jangan menyerah, selagi kita giat berusaha pasti mendapatkan hasil yang maksimal.

Selain itu, Sabita dan Devi berencana ingin membuka kelas untuk belajar membuat roti jala di Malaysia, karena di sana banyak peminatnya yang ingin belajar. Serta dalam waktu dekat, mereka juga berniat akan launching paket dessert table yang isinya roti kirai yang dihias sedemikian cantik.

”Semoga kedaidare21 makin lancar, bisa buka cabang di luar Batam, bisa dikenal lebih luas lagi, tidak hanya di Batam, kalau bisa ke luar Negeri dan semakin berkah usahanya,” tuturnya di akhir perbincangan. (***)

Reporter : TIA CAHYA NURANI
Editor : ANDRIANI SUSILAWATI