Buka konten ini
KARIMUN (BP) – Warga di Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun, dibuat geger dengan penemuan seorang bayi perempuan berusia lima bulan yang ditinggalkan di teras rumah warga, Sabtu (17/5) pagi. Tak hanya sang bayi, dua lembar surat turut ditinggalkan oleh pelaku, yang belakangan diketahui adalah ibu kandung dari bayi tersebut.
Lurah Tanjungbatu Barat, Gefri Yendi, membenarkan kejadian itu saat dikonfirmasi Batam Pos (Jawa Pos Group), Minggu (18/5). Ia menjelaskan, bayi itu ditemukan sekitar pukul 06.00 WIB di Jalan Sawang Kilometer 7, RT 002 RW 006, Kelurahan Tanjungbatu Barat.
“Saya menerima laporan warga, lalu langsung turun ke lokasi. Setelah ditelusuri, akhirnya terungkap bahwa bayi tersebut merupakan anak dari seorang ibu muda berinisial Yap,’’ ungkap Gefri.
Yap, diketahui masih berusia 18 tahun, diduga menitipkan bayinya secara diam-diam di teras rumah warga sebelum meninggalkan Kundur menuju kampung halamannya di Sungai Guntung, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Penelusuran dilakukan setelah Gefri mendapat informasi bahwa pasangan suami istri (pasutri) muda sempat bertengkar hebat pada pagi hari itu. Suaminya keluar rumah lebih dahulu, disusul Yap yang membawa serta bayi mereka.
“Sebelum ke pelabuhan, Yap sempat meninggalkan anaknya di rumah warga lengkap dengan dua lembar surat. Salah satunya berisi identitas sang bayi, dan yang lainnya permintaan maaf karena ia merasa tidak sanggup lagi merawat anaknya akibat keterbatasan ekonomi,’’ jelasnya.
Sementara itu, kakek dan nenek dari bayi tersebut yang baru pulang dari pasar langsung menuju rumah, namun mendapati rumah kosong. Setelah mendengar kabar penemuan bayi di lingkungan sekitar, sang kakek, berinisial Er, bergegas ke rumah warga tersebut dan memastikan bahwa bayi itu adalah cucunya.
Setelah mengetahui Yap hendak pulang kampung, pihak keluarga segera menyusul ke pelabuhan dan berhasil menemukannya. Yap kemudian dibawa pulang, dan permasalahan keluarga ini berhasil diselesaikan secara kekeluargaan.
“Kasus ini jadi pembelajaran penting, terutama bagi pasangan muda. Dalam berumah tangga harus saling menghargai dan menahan emosi. Jangan mengambil keputusan dalam keadaan marah,’’ ujar Gefri.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Batam Pos, isi surat pertama yang ditinggalkan Yap menyebutkan identitas lengkap sang bayi termasuk tanggal lahirnya. Sementara surat kedua berisi permohonan maaf karena telah meninggalkan anak di depan rumah warga, serta curahan isi hati sang ibu yang merasa putus asa akibat tekanan ekonomi.
Dalam surat itu, Yap mengungkapkan ia tidak punya cukup uang untuk membeli susu, popok, dan perlengkapan lain, sementara ia juga kesulitan bekerja karena tak ada yang mengurus anaknya. Ia berharap siapa pun yang menemukan bayinya bersedia mengurus anak tersebut dengan ikhlas. (*)
Reporter : Sandi Pramosinto
Editor : GALIH ADI SAPUTRO