Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Perum Bulog mencatat serapan beras dari petani dalam negeri hingga 9 Mei 2025 telah mencapai 2 juta ton setara beras. Tambahan serapan ini membuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) telah melampaui 3,6 juta ton.
Menurut Direktur Pengadaan Perum Bulog, Prihasto Setyanto stok CBP tersebut tercatat telah mencapai angka tertinggi, tepatnya sejak Bulog didirikan pada 57 tahun yang lalu.
”Jumlah stok ini merupakan pencapaian tertinggi dalam 57 tahun berdirinya Bulog. Stok ini siap digunakan untuk mendukung berbagai program pemerintah sesuai penugasan,” kata Prihasto dalam keterangannya, dikutip Senin (12/5).
Meski begitu, Prihasto memastikan bahwa ke depan, Bulog masih akan terus melakukan penyerapan hasil panen petani secara optimal.
Dengan begitu, harga gabah di dalam negeri diharapkan bisa tetap menguntungkan petani. Sekaligus menjaga ketersediaan beras yang cukup bagi masyarakat.
Dalam proses penyerapan, Prihasto menyebut Bulog akan membeli gabah sesuai dengan ketetapan, yakni dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram (kg).
”Sesuai dengan penugasan pemerintah, kami membeli gabah kering panen dari petani dengan harga Rp6.500 per kilogram (kg),” ujar Prihasto.
Guna mempermudah penyerapan, Prihasto memastikan pembelian gabah di masyarakat dilakukan melalui tim jemput gabah Bulog yang bekerja sama dengan penyuluh pertanian dan bintara pembina desa (babinsa) di lapangan.
Selain itu, Bulog terus melakukan penyerapan gabah kering panen melalui petani langsung, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani. Kemudian, Bulog juga melakukan penyerapan beras bekerja sama dengan para penggilingan padi di seluruh Indonesia, mulai dari skala penggilingan kecil hingga besar.
”Kami pastikan Bulog terus melakukan penyerapan sampai seluruh gudang penuh,” pungkasnya.(***)
Reporter : JP Group
Editor : gustia benny