Buka konten ini
“Tetaplah berbuat baik, Nak. Jika ibu sudah tiada, tetaplah membantu mereka yang kelaparan. Kebaikanmu akan menolongmu di dunia dan akhirat.”
Saat mendengar kata ”Polisi” tak sedikit persepsi yang muncul di benak masyarakat. Bahkan, kalau disandingkan dengan kata ”Razia” maka persepsi yang muncul bisa cenderung negatif. Terutama bagi mereka yang pernah merasakan dirazia, khususnya saat melintas di jalanan.
Namun, seorang anggota polisi dari Polda Kepri yang bertugas di Polresta Tanjungpinang berpangkat Bripka, bisa mengubah persepsi negatif itu. Dia memang selalu menggelar razia, bahkan intensif sejak 4 tahun terakhir ini. Dia adalah Bripka Zulhamsyah Putra.
Namun, razia yang sering ia gelar berbeda dengan kebanyakan razia. Dia tidak membawa surat tilang atau senjata api. Ia hanya membawa makanan bergizi, sembako, dan berbagai alat tulis dan buku bacaan. Razianya menyasar mereka yang sedang lapar, lewat programnya, Razia Perut Lapar (RPL).
Setelah empat tahun program RPL-nya menjangkau pelosok-pelosok Kota Tanjungpinang, ia mulai melebarkan sayap. Ia memberanikan diri menyeberang ke Batam, menggelar razia perut lapar.
Sasaran razia pertamanya di Batam adalah warga yang hidup di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur, Nongsa.
Di Batam, ia tak razia sendiri. Kali ini, ia berkolaborasi dengan Tim Subbid Multimedia Bidhumas Polda Kepri. Mereka membagikan ratusan paket makanan bergizi, buku pelajaran, mainan, dan sembako kepada warga yang membutuhkan.
“Alhamdulillah, ini pertama kali Kota Batam kita ‘razia’. Razia yang menyenangkan, tentu saja. Saya melakukannya di sela-sela istirahat setelah ujian seleksi Sekolah Inspektur Polisi (SIP),” ujar Bripka Zulhamsyah Putra, Jumat (14/2).
Sejak pagi, puluhan warga di TPA Punggur bergegas mendekati Zulhamsyah. Tangannya lincah membagikan nasi kotak berisi ayam, ikan, buah, dan minuman.
“Ayo makan, Bapak, Ibu. Ini rezeki dari orang-orang baik,” katanya
Salah satu penerima bantuan, seorang ibu yang enggan menyebutkan namanya, mengaku terharu.
“Kami senang kalau ada razia seperti ini. Polisi datang ke tempat seperti ini, berbagi makanan bergizi untuk kami yang mencari nafkah di sini. Semoga ada lebih banyak polisi seperti Bapak ini,” ujarnya
Zulhamsyah bukan polisi biasa. Ia dibesarkan oleh seorang ibu tunanetra yang mengajarkannya untuk peka terhadap penderitaan orang lain. Ibunya wafat pada September 2024, tetapi pesan terakhirnya terus ia ingat.
“Tetaplah berbuat baik, Nak. Jika ibu sudah tiada, tetaplah membantu mereka yang kelaparan. Kebaikanmu akan menolongmu di dunia dan akhirat.”
Kegiatan RPL mendapat apresiasi luas. Gubernur Kepulauan Riau, Kapolda Kepri, Anggota DPR RI, Lembaga Adat Melayu Kepri, Baznas, hingga tokoh lintas agama mengakui dampak positifnya. Bagi Zulhamsyah, penghargaan itu bukan tujuan utama.
“Alhamdulillah, RPL dicintai semua lapisan masyarakat. Ini juga bagian dari arahan Kapolda Kepri, Irjen Pol. Asep Safrudin, dan Kapolresta Tanjungpinang, Kombes Pol Hamam Wahyudi,” ungkapnya.
“Ini bukan sekadar program. Ini cinta, yang diajarkan ibu, dan kujalankan seumur hidup,” pungkasnya. (***)
Reporter : AZIS MAULANA
Editor : MUHAMMAD NUR