Buka konten ini

Kanker adalah penyakit genetik. Sekitar 10-15 persen kasus kanker diwariskan (herediter), sementara 85-90 persen terjadi secara sporadis, tanpa adanya faktor keturunan. Apa itu kanker? Kanker adalah pertumbuhan sel yang abnormal dan tidak terkontrol dalam tubuh. Kondisi ini terjadi akibat perubahan atau mutasi genetik yang mengganggu mekanisme normal sel dalam mengatur pertumbuhan dan kematiannya.
Secara umum, menurut dr. M. Arman Nasution, Sp.PD, KHOM, dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Awal Bros Batam, kanker adalah penyakit genetik. Artinya dipicu oleh perubahan pada DNA sel. Namun, hanya sekitar 10-15 persen kasus kanker yang diwariskan (herediter), sementara 85-90 persen lainnya terjadi secara sporadis, tanpa adanya faktor keturunan.
Ia menjelaskan bahwa jenis-jenis kanker dibedakan berdasarkan faktor risiko; antara lain sporadik (85-90%) terjadi secara acak tanpa faktor keturunan yang jelas.
Familial (5-10%) ada riwayat kanker dalam keluarga, tetapi tidak menunjukkan pola pewarisan yang jelas.
“Yang ketiga adalah hereditary antara 5-10 persen diturunkan secara genetik dan memiliki pola pewarisan yang jelas,” tuturnya.
Arman mengatakan, kanker disebabkan oleh mutasi pada beberapa jenis gen penting dalam tubuh, yaitu: Onkogen, gen yang mengontrol pertumbuhan sel, yang jika bermutasi dapat menye-babkan sel tumbuh tanpa henti.
Kemudian, tumor suppressor genes, gen yang bertanggung jawab menghambat pertumbuhan sel kanker, namun bisa kehilangan fungsi akibat mutasi.
Kemudian, DNA repair genes. Gen yang berperan dalam memperbaiki DNA yang rusak, tetapi jika bermutasi, sel tidak bisa memperbaiki kerusakan dengan baik. “Jika mutasi terus berlanjut, sel akan berkembang dari kondisi pre-kanker menjadi kanker invasif yang menyebar ke jaringan lain,” ujarnya.
Perbedaan Kanker dan Tumor
Tumor adalah semua jenis benjolan yang bisa bersifat jinak (tidak menyebar) atau ganas (kanker). Sementara, kanker adalah tumor ganas yang tumbuh agresif dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis). “80 persen tumor bersifat jinak, sementara hanya 20 persen yang ganas,” sebut Arman.
“Jika menemukan benjolan, jangan panik. Sebaiknya segera periksa ke dokter untuk memastikan sifatnya,” imbuh dia.
Kanker, lanjutnya, diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar: Kanker hematologi (kanker darah), contohnya leukemia, limfoma, dan multiple myeloma, dan kanker padat (solid tumor), contohnya kanker payudara, paru, usus, dan otak.
Mengapa Kanker Sulit Dihentikan?
Menurut dr Arman, sel kanker memiliki kemampuan bertahan terhadap obat dan sistem kekebalan tubuh. Sel ini bisa beradaptasi dan menghindari efek kemoterapi, menekan respons imun tubuh yang seharusnya menghancurkannya, dan mengembangkan mekanisme perlindungan sehingga sulit dibunuh.
Hal ini menjelaskan mengapa kanker sering kambuh meskipun sudah diobati.
Epidemiologi Kanker
Kasus baru di Indonesia (2022) sebanyak 488.661 kasus. Artinya 2 dari 1.000 penduduk terkena kanker. Angka kematian akibat kanker: 242.000 jiwa per tahun. Risiko meninggal sebelum usia 75 tahun akibat kanker 10 persen.
“Dari total pasien kanker: 15 persen dapat sembuh sepenuhnya (remisi). 85 persen dapat dikontrol kondisinya dengan pengobatan rutin,” jelasnya.
Metode Pengobatan Kanker
Dokter Arman menyatakan bahwa ada tiga metode utama pengobatan kanker. Yang pertama adalah bedah. Metode ini bertujuan untuk mengangkat tumor yang masih bisa dioperasi.
Kedua, kemoterapi yakni pengobatan dengan obat untuk menghancurkan sel kanker. Metode yang ketiga adalah radioterapi, penggunaan radiasi untuk membunuh sel kanker.
Selain itu, kata Arman, berkembang pula terapi target dan imunoterapi. Terapi target, menyerang sel kanker secara spesifik tanpa merusak sel normal. Sedangkan imunoterapi, menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker.
“Karena kanker memiliki banyak jenis dan sifat yang berbeda-beda, pengobatan harus disesuaikan dengan karakteristik masing-masing pasien,” katanya.
Pentingnya Pencegahan Kanker
Pencegahan kanker dilakukan melalui 7 pilar strategi komprehensif:
1. Promotif – Edukasi dan sosialisasi gaya hidup sehat.
2. Preventif – Vaksinasi dan pola hidup sehat untuk mencegah kanker.
3. Screening & Deteksi Dini – Pemeriksaan rutin untuk mendeteksi kanker sejak dini.
4. Diagnosis yang Tepat – Menentukan jenis dan stadium kanker secara akurat.
5. Perawatan & Manajemen – Pengobatan sesuai standar medis.
6. Pendidikan & Riset – Pengembangan terapi terbaru.
7. Registrasi & Surveilans – Pendataan dan pemantauan kasus kanker.
Jadi, lanjut Arman, kanker adalah penyakit kompleks yang memerlukan pendekatan medis yang tepat. Meski belum ditemukan pengobatan yang benar-benar menyembuhkan semua jenis kanker, perkembangan ilmu kedokteran semakin meningkatkan harapan hidup pasien.
Arman mengatakan bahwa langkah terbaik adalah mencegah kanker sejak dini dengan menerapkan pola hidup sehat, melakukan skrining secara rutin, serta segera berkonsultasi dengan dokter jika menemukan tanda-tanda kanker.
“Penting untuk melakukan deteksi dini dan skrining, karena penanganan kanker yang komprehensif dapat meningkatkan peluang kesembuhan,” ujarnya. “Perkembangan ilmu pengetahuan dan terapi kanker terus berlanjut, dan kita harus tetap optimis dalam menghadapi penyakit ini.” (***)
Reporter : YUSUF HIDAYAT
Editor : Muhammad Nur