Buka konten ini
GAZA (BP) – Tanah Palestina bukanlah ”kupon” yang bisa dijualbelikan seenaknya oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan perusahaannya, tetapi adalah milik rakyat Palestina, kata Ketua Parlemen Turki Numan Kurtulmus pada Sabtu (8/2).
”Mereka (AS) mengatakan jika Anda menyerahkan tempat ini (Gaza Palestina) kepada kami, kami akan menjadikannya resor yang indah. Saya ingin mengatakan ini dengan sangat jelas. Tanah orang-orang Muslim Palestina, tanah orang-orang Kristen Palestina bukanlah kupon untuk dijual kepada Trump dan perusahaan-perusahaannya,” kata Kurtulmus seper-ti dikutip kantor berita Anadolu dilansir Antara.
Kurtulmus menegaskan bahwa tanah Palestina adalah milik rakyat Palestina dan sepenuhnya merupakan bagian dari tanah air rakyat Palestina, sehingga keputusan untuk itu adalah milik bangsa Palestina.
Untuk itu, ujar dia, tidak boleh ada pembicaraan apa pun terkait dengan kedaulatan Palestina selain diputuskan oleh mereka yang menjadi bagian dari negara nasional Palestina.
Sebelumnya pada Selasa (4/2), Trump menyebut Gaza sebagai ”lahan pembongkaran” dan mengatakan bahwa AS akan ”mengambil alih” rekonstruksi di daerah kantung Palestina tersebut.
Dia juga menyarankan relokasi massal warga Palestina ke negara lain, seperti Mesir atau Yordania, sebagai bagian dari rencananya untuk me-ngubah Jalur Gaza menjadi ”Riviera Timur Tengah”.
Gerakan Palestina Hamas mengecam pernyataan Trump yang mengusir warga Palesti-na dari Jalur Gaza dan membangun kendali AS atas wilayah tersebut.
Selain itu, sejumlah negara anggota Uni Eropa, serta negara lain seperti Mesir dan Tiongkok juga menentang inisiatif Trump itu.
Sementara itu, Mesir me-ngumumkan pada Minggu bahwa mereka akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak darurat Arab pada 27 Februari untuk membahas perkembangan yang sedang berlangsung di wilayah Pales-tina.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Mesir melaporkan bahwa pertemuan puncak yang dijadwalkan berlangsung di ibu kota Kairo tersebut diadakan setelah koordinasi dengan Bahrain sebagai presiden Liga Arab saat ini.
Keputusan untuk menyelenggarakan pertemuan puncak ini diambil setelah konsultasi dan koordinasi oleh Mesir di tingkat tertinggi dengan negara-negara Arab bersaudara dalam beberapa hari terakhir, termasuk Negara Palestina yang meminta pertemuan tersebut guna membahas perkembangan terbaru dan krusial terkait perjuangan Palestina, menurut pernyataan tersebut.
Sebelumnya pada Kamis (6/2), pemimpin otoritas Isra-el Benjamin Netanyahu menyarankan agar warga Palestina seharusnya mendirikan negara mereka di Arab Saudi daripada di tanah air mereka sendiri, serta menepis segala gagasan mengenai kedaulatan Palestina.
“Orang-orang Saudi dapat menciptakan negara Palestina di Arab Saudi, mereka mempunyai banyak tanah di sana,” katanya. Arab Saudi mengecam keras pernyataan Netanyahu tersebut pada Minggu. (*)
Reporter : JP Group
Editor : andriani susilawati