Buka konten ini
SEKUPANG (BP) – Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) tengah mempersiapkan penerapan teknologi nyamuk wolbachia untuk menanggulangi wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sering melanda kota ini. Rencananya, program tersebut akan mulai dilaksanakan pada 2026 setelah persiapan anggaran yang diajukan pada tahun ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, mengatakan bahwa Batam akan mengikuti jejak Singapura yang telah sukses mengimplementasikan program serupa.
Penyebaran nyamuk yang terinfeksi bakteri wolbachia diharapkan dapat menurunkan populasi nyamuk aedes aegypti, vektor utama penyebaran virus DBD.
”Di tahun ini kami mengusulkan anggaran untuk melak-sanakan program ini pada 2026, mengikuti metode yang berhasil diterapkan di Singapura. Kami akan mulai menyebarkan nyamuk wolbachia yang bisa membuat nyamuk betina mandul,” ungkap Didi Kusmarjadi, Senin (3/2).
Teknologi ini bekerja dengan cara menginfeksi nyamuk Aedes aegypti jantan dengan bakteri wolbachia. Ketika nyamuk jantan yang terinfeksi kawin dengan nyamuk betina yang tidak terinfeksi, telur yang dihasilkan tidak akan menetas, sehingga secara alami populasi nyamuk yang membawa virus DBD akan berkurang.
Meski nyamuk yang disebarkan mengandung bakteri wolbachia, Didi menegaskan bahwa teknologi ini tidak membahayakan manusia.
”Bakteri wolbachia tidak bisa menginfeksi manusia. Dengan cara ini, kita bisa menekan populasi nyamuk aedes aegypti secara alami tanpa harus mengandalkan bahan kimia berlebihan,” jelasnya.
Didi juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Singapura telah menawarkan pelatihan terkait penyebaran nyamuk wolbachia sejak tahun lalu.
Namun, karena anggaran untuk program ini harus disiapkan oleh Pemko Batam, pihaknya baru dapat mengajukan pendanaan pada tahun ini agar program dapat dilaksanakan pada 2026.
”Makanya, kami baru bisa mengusulkan anggaran tahun ini untuk program yang akan dilaksanakan tahun depan,” tambah Didi.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tingginya angka kasus DBD di Batam pada tahun lalu, dengan 14 orang meninggal dunia akibat wabah tersebut. Data Dinas Kesehatan mencatat ratusan kasus DBD sepanjang 2024.
”Kami berharap program penyebaran nyamuk wolbachia dapat membantu mengatasi masalah ini, dan kami juga tengah memantau perkembangan kasus DBD di triwulan pertama tahun ini,” tutup Didi Kusmarjadi.
Dengan penerapan nyamuk wolbachia, diharapkan Batam dapat mengurangi kasus DBD secara berkelanjutan, dengan metode yang lebih ramah lingkungan dibandingkan penggunaan insektisida yang dapat menyebabkan resistensi pada nyamuk. (*)
Reporter : Rengga Yuliandra
Editor : RATNA IRTATIK