Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Sejak diluncurkan PT PLN (Persero) pada 2020, layanan Green as a Service (GEAS) Renewable Energy Certificate (REC), cukup diminati para pelaku industri di Indonesia.
REC merupakan instrumen produk hijau inovasi PLN untuk memudahkan pelanggan, terkait pengakuan atas penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang transparan, akuntabel, dan diakui secara internasional.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menuturkan, dengan sertifikat REC, PLN menjamin produksi tenaga listrik per Megawatt hour (MWh) yang digunakan pelanggan berasal dari energi listrik hijau yang telah terverifikasi.
“Sebagai tulang punggung penyedia EBT nasional, PLN berkomitmen meningkatkan daya saing industri dengan menyediakan layanan listrik hijau yang 100 persen dipasok kami melalui REC,” tuturnya, Senin (27/1).
PT PLN mencatat hingga 2024, penjualan REC mencapai 10,99 Terawatt hour (TWh). Dari angka tersebut, 49 persen dicapai pada 2024 atau sebesar 5,38 TWh. Artinya terjadi pertumbuhan yang signifikan.
Sementara secara year on year (yoy), penjualan REC mengalami peningkatan sebesar 3,54 TWh atau mampu tumbuh 52 persen dibanding 2023. ”Ini tidak lepas dari semakin tingginya minat pelanggan khususnya sektor bisnis dan industri terhadap REC,” imbuhnya.
Bahkan, beberapa perusahaan industri kenamaan di Indonesia menjadi pelanggan REC terbesar dengan total kapasitas mencapai 2,81 TWh atau sekitar 52 persen dari total kapasitas yang digunakan pada tahun 2024. Perusahaan kenamaan tersebut, di antaranya Nike, PT Cheil Jedang Indonesia, PT Asahimas Chemical, PT Agincourt Resources, PT Indah Klat Pulp & Paper Tbk, PT Air Liquide Indonesia, PT South Pacific Viscose, PT Sorini Agro Asia Corporindo, PT Smelting, dan PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia.
”Semakin banyak perusahaan besar, baik dari dalam dan luar negeri, yang mempercayakan suplai listrik hijaunya dengan REC PLN. Sehingga, kami optimistis layanan listrik hijau ini akan terus tumbuh,” tandas Darmawan. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GUSTIA BENNY