Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Tujuh guru besar (gubes) bidang kedokteran yang mengatasnamakan Aliansi Ketahanan Kesehatan Bangsa mengirim surat terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto. Mereka mengeluhkan kondisi dunia kesehatan di Indonesia yang dianggap mengalami kemunduran.
Tujuh guru besar yang namanya tertulis dalam surat itu adalah Prof Dr Djohansjah Marzoeki dr SpB SpBPRE Subsp EL (K), Prof Dr dr Sukman Tulus Putra SpA (K) FACC FESC, Prof dr Menaldi Rasmin SpP(K), dan Prof dr Muchtaruddin Mansyur MS PKK PGDRM SpOk PhD. Ada juga Prof Dr dr Zainal Muttaqin PhD SpBS, Prof Dr dr Andi Asadul Islam SpBS (K), dan Prof Dr dr Hardyanto Soebono SpDV&E (K).
Dalam surat itu disebutkan bahwa progres pembangunan kesehatan masih jauh dari kata memuaskan. Dengan kondisi itu, menurut mereka, sulit bagi negara mempersiapkan masyarakat Indonesia berkualitas dalam menyongsong Indonesia Emas. Mereka juga meminta Prabowo meninjau dan merevisi program-program serta kebijakan di bidang kesehatan yang tidak prorakyat.
Menurut mereka, profil kesehatan masyarakat belum memuaskan. Itu ditunjukkan dengan masih adanya penyakit menular yang belum terkendali dengan baik. Misalnya, tuberkulosis, HIV/AIDS, malaria, dan demam berdarah.
Penanganannya belum menunjukkan hasil dan perbaikan signifikan. Di sisi lain, prevalensi faktor risiko kardiovaskular dan penyakit metabolik seperti penyakit jantung dan diabetes terus meningkat.
Kemenkes juga dinilai terlalu fokus mengerjakan proyek mercusuar seperti pengadaan laboratorium kateterisasi (cath-lab). Ketidakharmoni-san Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dengan orga-nisasi profesi kesehatan juga menjadi sorotan. Mere-ka menilai Kemenkes terlalu jauh mencampuri urusan yang jadi ranah organisasi. Misalnya, pendidikan berkelanjutan untuk tenaga kesehatan. Terakhir, aliansi itu menyatakan adanya krisis kepemimpinan yang berbasis keahlian. Maksudnya, kepemimpinan bidang kese-hatan dipegang pejabat yang tidak memiliki wawasan maupun pengalaman di bidang tersebut.
Tadi malam, Jawa Pos (grup Batam Pos) menghubungi dr Mohammad Baharuddin, narahubung Aliansi Ketahanan Kesehatan Bangsa yang tertera pada surat terbuka tersebut. Dia menyatakan bahwa tujuh nama profesor yang tertera pada surat sudah berkenan untuk dipublikasikan. ’’Mereka perwakilan,’’ katanya ketika ditanya kedudukan tujuh guru besar tersebut dalam aliansi.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Aji Muhawarman pun memberikan tanggapan. Menurut dia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan justru menghilangkan liberalisasi sektor kesehatan. ’’Yang tadinya disetir dan didominasi organisasi massa dan individu tertentu, sekarang diambil alih seluruhnya oleh pemerintah,” katanya.
Aji menyebut, apa yang dilakukan kementeriannya untuk kepentingan 280 juta warga Indonesia. ’’Kemenkes akan berpihak untuk melindungi kepentingan masyarakat,” ujarnya. Kemente-rian Kesehatan memang memiliki program transformasi di bidang kesehatan. Ada enam pilar yang dilakukan transformasi. Yakni, layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan. ’’Jadi, bisa dipahami mengapa ada pihak dari tenaga medis atau tenaga kesehatan yang kontra dan menggugat pemerintah,” imbuhnya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : YUSUF HIDAYAT