Buka konten ini
BENGKONG (BP) – Sebuah kebakaran hebat terjadi di Bengkong Indah, Kecamatan Bengkong, Rabu (5/2) pagi sekitar pukul 06.20 WIB. Api melumat empat unit ruko yang merupakan tempat usaha furnitur, menyebabkan satu korban jiwa, Tang Khe Lai, 71.
Kanit Reskrim Polsek Bengkong, Iptu Marihot Pakpahan, meng-ungkapkan bahwa kebakaran ini diketahui setelah ada laporan dari masyarakat. Tang Khe Lai, pemilik ruko, tinggal sendirian di lokasi kejadian dan sempat terjebak di dalam ruangan. Me-nurut Marihot, korban sempat menghubungi anaknya melalui ponsel dan meminta pertolongan, namun api semakin membesar.
”Korban berusaha menyelamatkan diri dengan pergi ke toilet, kemungkinan untuk mencari oksigen. Sayangnya, saat ditemukan, korban sudah meninggal dengan luka bakar di tubuhnya,” kata Marihot usai kejadian.
Penyebab kebakaran yang menghanguskan seluruh isi ruko dua lantai itu masih dalam penyelidikan. ”Kami belum bisa menyimpulkan penyebab kebakaran ini, karena polisi masih meminta keterangan dari saksi-saksi di lokasi,” tegasnya.
Kebakaran Gudang di Vihara Cipta Dharma
Sementara itu, kebakaran juga terjadi di sebuah gudang yang berada di kawasan Vihara Cipta Dharma, Seipanas, Batam Kota. Kebakaran ini menghanguskan seluruh isi gudang, namun tidak ada korban jiwa.
Kapolsek Batam Kota, Kompol Anak Agung Made Winarta, menyebutkan bahwa kebakaran tersebut diduga akibat korsleting listrik.
”Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian materiil cukup besar. Dugaan sementara kebakaran terjadi akibat korsleting,” jelas Agung.
Melihat kejadian-kejadian kebakaran yang terus terjadi di Batam, Agung mengimbau masyarakat untuk lebih waspada, terutama saat menggunakan listrik dan kompor. ”Kami mengingatkan warga untuk selalu memperhatikan keselamatan. Pastikan semua peralatan listrik dan kompor dalam keadaan aman, dan patuhi protokol keselamatan kebakaran,” pungkasnya.
Waspada Bakar Sampah dan Korsleting
Kasus kebakaran di Kota Batam masih menunjukkan angka yang cukup tinggi sejak awal tahun 2025. Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemko Batam mencatat sudah terjadi 19 insiden kebakaran di empat kecamatan, dengan Batam Kota menjadi wilayah yang paling banyak mencatatkan kejadian kebakaran.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Batam, Azman, melalui Kepala Bidang Damkar, Andi M. Yusuf, menjelaskan bahwa sebagian besar kebakaran disebabkan oleh kelalaian masyarakat, baik itu akibat pembakaran sampah sembarangan maupun korsleting listrik.
”Tren kebakaran yang terjadi di Batam banyak disebabkan oleh kelalaian masyarakat yang membakar sampah sembarangan. Ini bisa menjadi ancaman serius jika tidak segera diantisipasi,” ujar Andi, Rabu (5/2).
Menurut data yang tercatat, kebakaran rumah, ruko, lahan, dan tempat pembuangan sampah (TPS) menjadi penyebab utama kebakaran. Batam Kota mencatatkan insiden terbanyak, dengan sembilan kasus, disusul Bengkong dengan lima kasus, Lubukbaja empat kasus, dan Batuampar satu kasus.
Andi menambahkan bahwa kebiasaan membakar sampah sembarangan masih marak di beberapa wilayah, terutama di kawasan permukiman padat dan di TPS yang tidak dikelola dengan baik. Tindakan ini tidak hanya berisiko memicu kebakaran besar, tetapi juga mencemari udara dan mengganggu kesehatan warga sekitar.
”Sering kali, api dari pembakaran sampah dibiarkan begitu saja tanpa pengawasan. Jika kondisi cuaca berangin, api bisa dengan cepat menjalar ke area lain yang lebih luas,” jelasnya.
Dalam upaya mengurangi kebakaran, Damkar Batam mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan mencari alternatif pengelolaan sampah yang lebih aman. Pemerintah setempat juga diminta untuk meningkatkan pengawasan serta memberikan sanksi tegas bagi mereka yang dengan sengaja membakar sampah di TPS atau tempat terbuka lainnya.
Damkar Batam juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan kebakaran, termasuk cara menangani limbah rumah tangga tanpa harus melakukan pembakaran. Selain itu, warga juga dihimbau untuk segera melaporkan jika menemukan indikasi kebakaran.
”Dengan kesadaran bersama, kami berharap kasus kebakaran akibat pembakaran sampah dapat berkurang, dan lingkungan kita tetap aman serta sehat untuk dihuni,” pungkas Andi. (*)
Reporter : Yofi Yuhendri, Rengga Yuliandra
Editor : RATNA IRTATIK