Buka konten ini
BATAM (BP) – Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) terus berupaya meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui berbagai program pelatihan dan sertifikasi.
Kepala Disnaker Kota Batam, yang diwakili oleh Kepala Bidang Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Disnaker Batam, Mohzaini, menegaskan bahwa pelatihan kerja bukan jaminan langsung bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi merupakan faktor penting dalam meningkatkan daya saing tenaga kerja di dunia industri.
“Pelatihan bukan satu-satunya faktor dalam memperoleh pekerjaan. Banyak hal lain yang turut mempengaruhi, seperti ketersediaan lowongan kerja, kebutuhan industri, dan kesempatan yang ada. Oleh karena itu, kami selalu mengingatkan peserta pelatihan agar tidak hanya berharap bekerja di Batam. Peluang kerja di luar daerah juga terbuka lebar, dan pekerja bersertifikat dari Batam memiliki nilai tambah dibandingkan tenaga kerja dari daerah lain,” ujar Mohzaini, Rabu (5/2).
Menurutnya, analisis yang dilakukan Disnaker Batam menunjukkan bahwa tidak semua peserta pelatihan langsung mendapatkan pekerjaan. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor lain di luar pelatihan, seperti ketersediaan lapangan kerja dan kebutuhan industri. Namun, pelatihan tetap menjadi modal utama bagi pekerja untuk memiliki keterampilan dan daya saing yang lebih baik.
“Kami tidak bisa memastikan seratus persen bahwa peserta pelatihan akan langsung mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan itu bergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lowongan, kesempatan kerja, dan kebutuhan industri. Jika industri belum membutuhkan tenaga kerja di bidang tertentu, meskipun sudah dilatih, belum tentu mereka bisa langsung diterima bekerja. Hal ini yang perlu dipahami oleh para pencari kerja,” jelasnya.
Mohzaini juga mengungkapkan bahwa banyak peserta pelatihan di Batam yang akhirnya mendapatkan pekerjaan dengan posisi lebih baik. Bahkan, ada tenaga honorer di pemerintahan yang berhasil beralih ke sektor industri yang lebih besar, seperti minyak dan gas (migas), setelah mengikuti pelatihan tertentu.
“Dari beberapa peserta pelatihan yang saya temui, rata-rata mereka kini sudah bekerja dan posisi pekerjaan mereka jauh lebih baik setelah mendapatkan pelatihan. Saya bertemu dengan lebih dari 10 orang di lapangan, dan mereka mengaku bahwa pekerjaan mereka jauh lebih baik setelah mengikuti pelatihan,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti keunggulan Batam dibandingkan daerah lain dalam hal perhatian terhadap calon tenaga kerja. Tidak semua daerah memiliki program pelatihan dan sertifikasi yang seperti yang diberikan di Batam. Hal ini membuat tenaga kerja asal Batam memiliki peluang lebih besar untuk bersaing di berbagai daerah di Indonesia.
“Banyak tenaga kerja asal Batam yang bekerja di luar daerah, seperti Kalimantan dan Papua. Mereka sebelumnya mengikuti bimbingan teknis (bimtek) dan sertifikasi di Batam sebelum akhirnya mendapatkan pekerjaan di sektor pertambangan dan industri lainnya. Dari informasi yang kami terima, pekerja bersertifikat dari Batam sangat diperhatikan oleh perusahaan dan mendapat nilai tambah di dunia kerja,” tambahnya.
Menurutnya, keberhasilan pekerja Batam di luar daerah menunjukkan bahwa pelatihan dan sertifikasi yang diberikan oleh Disnaker Batam benar-benar memberikan dampak positif bagi tenaga kerja. Ia berharap program pelatihan ini terus ditingkatkan agar semakin banyak tenaga kerja asal Batam yang mampu bersaing di tingkat nasional.
“Dengan sertifikasi dan pelatihan yang mereka dapatkan di Batam, tenaga kerja kita memiliki keunggulan lebih dibandingkan yang lain. Ini menjadi modal penting bagi mereka yang ingin bekerja, baik di dalam maupun di luar Batam. Kami akan terus berupaya menghadirkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri agar tenaga kerja semakin siap menghadapi tantangan di dunia kerja,” pungkasnya. (*)
Reporter : Rengga Yuliandra
Editor : RATNA IRTATIK