Buka konten ini
BOGOR (BP) – ”Tolong, tolong, kecelakaan di tol Ciawi. Tolong, astagfirullah, astagfirulllah.” Rekaman video itu beredar di media sosial, Rabu (5/2). Video itu dibuat oleh petugas tol yang masih mengenakan seragam. Wajahnya berlumuran darah. Suasana di sekitarnya tampak mencekam. Sejumlah mayat bergelimpangan. Ada yang anggota tubuhnya tidak utuh. Tak jauh dari lokasi tersebut, terlihat api masih melalap beberapa kendaraan. Serpihan bodi kendaraan terlihat berserakan di jalanan.
Video itu menunjukkan betapa dahsyatnya kecelakaan yang terjadi di gerbang tol Ciawi, Selasa (4/2) malam sekitar pukul 23.30. Kasatlantas Polresta Bogor Kota Kompol Yudiono menjelaskan, kecelakaan maut itu berawal saat truk tronton dengan nomor polisi B 9235 PYE melaju dari arah Ciawi menuju Jakarta. Truk tersebut mengangkut galon-galon air minum. Mendekati gerbang tol, truk terlihat tidak mengurangi kecepatan. ”Kendaraan tersebut diduga mengalami gagal pe-ngereman atau rem blong,” katanya.
Mengetahui rem tidak berfungsi, Bendi Wijaya, sopir truk tronton, diduga mencoba menghindari benturan. Dia membanting setir ke kanan. Namun, terlambat. Jarak yang mepet membuat truk tersebut menghajar lima kendaraan yang sedang antre di jalur nomor 5 gerbang tol Ciawi 2. Truk terus melaju hingga menghajar pos penjaga tol. Benturan yang keras memantik percikan api. Akhirnya, truk tersebut terbakar. Begitu juga dua mobil Toyota Avanza yang tertabrak. Akibat insiden maut itu, delapan orang meninggal. Sebelas lainnya luka-luka. Empat petugas dan satpam Jasa Marga juga menjadi korban.
”Sebelas korban luka itu adalah Bendi Wijaya, 31; Dani Nursamsu, 45; Ari Nurharom, 30; Sukanta, 54; dan Wahyudin, 61. Lalu, Nurdin Ahyani, 26; Yogi Satrio, 26; Yosep Irawan, 41; Dasep Naseh, 40; Sugiarti, 49; dan Ryujia Adriana, 3,” terang Kompol Yudiono. Delapan orang yang meninggal masih dalam proses identifikasi.
Pantauan Radar Bogor (grup Batam Pos) Rabu (5/2) pagi, puluhan petugas terlihat masih melakukan evakuasi di lokasi kejadian. Meski sudah 9 jam berlalu, sejumlah barang bawaan kendaraan masih tercecer di badan jalan. Petugas terlihat sibuk membersihkan lokasi dari puing kendaraan. Gerbang tol belum difungsikan semua. Dari 8 pintu, hanya 4 yang dibuka. Akibatnya, terjadi antrean panjang di sekitar pintu tol.
Bendi Wijaya, sopir truk tronton, mengalami luka parah. Warga Benda Cicurug, Sukabumi, itu kini dirawat di RSUD Ciawi. Kakorlantas Polri Brigjen Agus Suryo Nugroho mengatakan, Bendi belum bisa dimintai keterangan karena kondisinya belum stabil.
Direktur RSUD Ciawi dr Fusia Meidiawaty menerangkan, sopir truk tak sadarkan diri. Dia mengalami luka lecet, lebam, dan memar. ”Dia tidak sadar, namun tidak juga berada dalam kondisi koma,” ujarnya. Selain sopir, ada juga korban yang kondisinya kritis. Mereka kini sedang menjalani observasi untuk penanganan lebih lanjut.
”Korban yang selamat terdiri atas 3 orang mengalami luka berat, 6 orang mengalami luka sedang, dan 2 orang luka ringan. Saat ini yang masih dirawat adalah 3 korban luka berat dan 3 korban luka sedang,” terang dr Fusia.
Hingga kemarin, penyelidikan terkait penyebab kecelakaan masih berlangsung. Polisi dan instansi terkait terus me-ngumpulkan data serta melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Untuk mempermudah identifikasi korban, Polda Jawa Barat dan RSUD Ciawi membuka posko antemortem. Warga yang merasa keluarganya hilang bisa datang atau meng-hubungi call center di nomor 081111113622. ”Masyarakat yang ingin mencari informasi lebih jauh soal korban, silakan datang ke RSUD Ciawi,” kata Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Ahmad Wiyagus.
Dia menjelaskan, pos penga-duan itu penting. Sebab, petugas kesulitan mengidentifikasi para korban yang meninggal. Kendalanya adalah kondisi jenazah yang tidak utuh. Ada yang mengalami luka bakar, patah tulang, dan luka lain yang parah. Untungnya, sidik jari para korban masih utuh sehingga proses identifikasi bisa dilakukan. Namun, mereka perlu data keluarga untuk mencocokkan ciri-ciri dan DNA korban. ”Masyarakat yang keluarganya hilang mohon segera datang ke RSUD dengan membawa identitas, yang penting soal korban atau foto gigi saat sedang senyum,” ungkapnya.
Dari Jakarta, Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menuturkan, Korlantas Polri dan Polda Jawa Barat mengerahkan tim Traffic Accident Analysis (TAA) ke tempat kejadian perkara (TKP). ”Akan dilakukan analisis penyebab kecelakaan,” paparnya.
Pada bagian lain, pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai kecelakaan di tol Ciawi merupakan fenomena gunung es. Muara masalahnya masih sama, yakni rendahnya pengawasan keselamatan lalu lintas. ”Ini tak hanya terjadi di Ciawi. Itu hanya lokasi. Kejadian seperti itu juga pernah terjadi di tempat lain,” katanya saat dikonfirmasi Jawa Pos (grup Batam Pos) kemarin.
Djoko memprediksi insiden seperti di Ciawi bukan tidak mungkin akan terulang. Sebab, saat ini terjadi pemotongan anggaran besar-besaran di Kementerian Perhubungan. ”Untuk itu, anggaran keselamatan di Kemenhub jangan dipangkas,” katanya.
Djoko menilai, saat ini masih sering muncul kabar tentang pungutan liar (pungli) uji kir. Praktik pungli ini semakin menyulitkan pemerintah untuk menyediakan kendaraan umum yang memenuhi standar laik jalan. ”Untuk itu, kami meminta ada perbaikan tunjangan untuk para pengu-ji kendaraan,” papar Djoko yang juga menjabat wakil ketua pemberdayaan dan pe-ngembangan wilayah Masya-rakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat.
Dari parlemen, anggota Komisi V DPR Marlyn Maisarah meminta Kemenhub dan pengelola jalan tol untuk meningkatkan pengawasan dan evaluasi terhadap aspek keselamatan di jalan tol. ”Keselamatan di jalan tol harus menjadi perhatian serius,” ujarnya. Kecelakaan seperti itu, lanjut dia, bisa dicegah dengan edukasi berkendara yang lebih masif. Baik terkait kesiapan kendaraan maupun ketertibannya. Dari sisi sistem, perlu diatur batas kecepatan.
Marlyn menambahkan, perlu langkah konkret untuk mencegah terulangnya kecelakaan di jalan tol. Termasuk perbaikan rambu-rambu lalu lintas, optimalisasi sistem e-toll untuk mengurangi antrean di gerbang tol, serta peningkatan patroli jalan tol di jam-jam rawan kecelakaan. ”Kejadian ini menjadi momentum bagi pihak terkait untuk lebih serius dalam memastikan keamanan di jalan,” tuturnya. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO