Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Rinov Rivaldy/Lisa Ayu Kusumawati langsung berteriak setelah menaklukkan Hoo Pang Ron/Cheng Su Yin (21-23, 21-11, 21-19). Mereka histeris. Maklum, di set terakhir duet berakronim RiLis ini sempat tertinggal 14-18. Dalam situasi tertinggal itu, Lisa sebagai pemain depan mencari pola permainan terbaik supaya Rinov bisa menyerang. “Sebelumnya kami banyak defense ya awal-awal,” ujarnya saat diwawancarai usai pertandi-ngan.
Ketika poin sudah mulai mepet, Lisa semakin yakin untuk mempercepat pola permainan. “Tapi step by step-nya kita mengubah pola permai-nan, terus dari situ aku mempercayakan diri kalau aku bisa lebih enjoy aja sih,” ucapnya.
Menurut Lisa, lawan yang secara usia lebih muda terlihat nothing to lose dalam bermain. Di poin-poin kritis, Lisa juga tak begitu memikirkan gemuruh penonton dan lebih fokus pada pertandingan. “Iya ditambah karena doa ibu dan kakek nenek yang lagi nonton mungkin lebih qobul,” sebutnya tersenyum.
Lisa menyebutkan bahwa ada harapan untuk bisa tembus semifinal Super 500 pertamanya. “Ya ini untuk kak Rinov. Makasih sudah kerja keras untuk ngecover saya,” sebutnya. Di babak semifinal, RiLis bakal menghadapi duo Jepang Hiroki Midorikawa/Natsu Saito.
Kemenangan juga direbut Jonatan Christie yang menundukkan wakil Jepang Kenta Nishimoto (17-21, 21-13, 21-11). “Melaju ke semifinal terutama di Istora di rumah sendiri pasti momen yang sangat membuat saya happy juga,” ucap Jojo sapaan Jonatan. Apalagi, keluarga, istri, dan juga anak menonton langsung di Istora. Oleh sebab itu, terdapat motivasi lebih untuk terus melaju meski laga berjalan tidak mudah.
“Kenta Nishimoto juga salah satu pemain yang bagus. Terlihat, ya kami tahu lah pemain Jepang, etos kerjanya seperti apa, gimana dia pantang menyerahnya,” sebutnya.
Karenanya, salah satu kunci kemenangan adalah siap bermain lebih capek. “Lebih segalanya gitu karena set pertama kan udah kalah jadi mau gak mau set kedua juga harus lebih all out lagi,” tuturnya.
Di sisi lain, wakil ganda put-ri dan tunggal putri harus tersingkir. Itu setelah Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi takluk dari wakil Korea Selatan Kim Hye Jeong/Kong Hee Yong (18-21, 21-13, 11-21). Sementara itu, dua tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung memilih WO karena sakit dan Putri Kusuma Wardani harus mengakui keunggulan Wen Chi Hsu (21-18, 17-21, 14-21).
Pelatih tunggal putri Imam Tohari menyatakan, saat pukul 13.00, sejatinya Gregoria ingin tampil meski dari pagi sudah lemas dan pusing. “Tapi dipaksa minum vitamin karena keinginan mainnya sangat besar terus habis makan siang dia ngomong ke saya memang nggak bisa dipaksakan,” ucapnya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO