Buka konten ini
Anambas (BP) – Stok bawang merah di Kabupaten Anambas semakin menipis menjelang Tahun Baru Imlek.
Pantauan Batam Pos di Pulau Siantan pada Selasa (21/1), setiap warung sembako hingga pasar hampir merata tidak menjual bawang merah.
Hanya ada dua kios di Pasar Inpres Tarempa yang menjual bawang merah. Itupun harganya melambung tinggi hampir mencapai Rp45 ribu per kg. Biasanya, bawang merah dijual cuma Rp28 ribu per kg.
”Sempat putus juga bawang merah bang. Hari ini baru ada stok. Karena malam tadi baru sampai dari Tanjungpinang pakai kapal feri. Itupun tak banyak, hanya 10 sak, besok habislah,” kata Anton, salah satu pedagang di Pasar Inpres Tarempa kemarin.
Menurut Anton, minimnya ketersediaan bawang merah disebabkan tidak adanya transportasi laut yang berlayar dari Tanjungpinang dan Pontianak. ”Kapal tak berani berlayar, dah masuk dua minggu ini cuaca buruk,” ucap dia.
Biasanya, komoditas ini dikirim melalui kapal kargo berbahan kayu maupun KM Bahtera Nusantara 01 dan KM Sabuk Nusantara 36 karena ongkos jauh lebih murah dibandingkan kapal feri.
Selain bawang merah, stok telur ayam turut menipis. Saking menipisnya, pedagang tidak menjual telur dalam jumlah banyak.
”Kita jualnya per butir tak per papan. Harga 4 butir Rp10 ribu. Telur dari Tanjungpinang belum masuk. Yang ada cuma lokal, tak banyak stok,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Anambas, Masykur, menegaskan menipisnya dua komiditi ini dikarenakan faktor cuaca. ”Sudah biasa, setiap musim angin utara barang-barang langka. Biasanya barang yang mudah busuk,” kata Masykur.
Pihaknya belum bisa meminta kepada distributor untuk menyetok komiditi jauh-jauh hari sebelum musim utara tiba.
”Kita tak bisa meminta mereka stok terlalu banyak. Karena kan ini bahan basah, mudah busuk. Biasanya warga udah tau (cuaca buruk), udah stok dulu. Walau tak banyak,” pungkas Masykur. (*)
Reporter : Ihsan Imaduddin
Editor : Iman Wachyudi