Buka konten ini
BATAM KOTA (BP) – Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, mengungkapkan bahwa ada 21 titik rawan banjir di Batam yang membutuhkan penanganan serius, dengan estimasi biaya mencapai Rp19 miliar per titik. Ia berencana mengunjungi DKI Jakarta pada 23 Januari mendatang untuk mempelajari cara Jakarta mengatasi genangan air yang sebelum-nya menjadi permasalahan ibu kota.
”Akan banyak yang kita pelajari dari Jakarta, khususnya terkait dengan model tata kelola dan pembuatan landing station dalam penanganan banjir,” kata Amsakar, Minggu (19/1).
Ia menambahkan bahwa sistem penanganan banjir di Batam melibatkan penggunaan pompa, sumur resapan, dan perencanaan teknis. Berdasarkan analisis sementara dari konsultan, Batam membutuhkan 12 pompa untuk menangani 21 titik banjir tersebut.
”Satu titik banjir diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp19 miliar, yang mencakup pembangunan landing station, instalasi pompa, sumur resapan, dan perencanaan teknis yang matang,” rinci Amsakar.
Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBM-SDA) telah melelang beberapa proyek strategis lebih awal untuk mengoptimalkan pembangunan infrastruktur fisik. Kepala DBM-SDA, Suhar, mengatakan bahwa enam proyek telah memasuki tahap lelang, beberapa di antaranya bahkan sudah dimulai sejak Desember tahun lalu.
”Lima proyek terkait peningkatan infrastruktur jalan, sementara satu proyek lainnya berfokus pada upaya pengentasan banjir di Batam,” jelasnya, Senin (20/1).
Tahun ini, pemerintah me-rencanakan pembangunan stasiun pompa banjir di wilayah Jodoh sebagai langkah awal untuk mengatasi permasalahan genangan air yang sering terjadi di kawasan tersebut. Anggaran yang disiapkan untuk proyek ini mencapai Rp19 miliar dan saat ini sudah masuk dalam tahap lelang.
”Dengan adanya stasiun pompa di Jodoh, kami berharap bisa mengurangi permasalahan banjir yang sering melanda kawasan tersebut dan sekitarnya. Ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menanggulangi banjir di Batam,” kata Suhar.
Selain itu, lima proyek fisik lainnya yang terkait dengan infrastruktur jalan juga sedang dalam proses lelang. Salah satunya adalah pelebaran jalan di Bengkong menuju Bengkong Seken yang sempat tertunda akibat kendala kontraktor. Proyek lainnya termasuk perbaikan jalan rusak di Tiban Princes menuju Mentarau, yang kini menjadi prioritas.
Proyek peningkatan infrastruktur di Batam Center juga menjadi salah satu fokus tahun ini. Jalan alternatif yang menghubungkan Botania ke Batam Center akan dikembangkan untuk mendukung kelancaran mobilitas masyarakat.
Di wilayah Batuaji hingga Sagulung, pelebaran jalan utama juga telah dimasukkan dalam daftar proyek lelang. Peningkatan jalan di ruas Simpang RSUD hingga jembatan bertujuan untuk memperlancar arus lalu lintas di kawasan padat tersebut.
Selain proyek-proyek utama, DBM-SDA juga telah melelang proyek pemeliharaan rutin jalan di beberapa titik kota untuk memastikan kondisi jalan tetap dalam keadaan baik dan aman bagi pengguna.
”Total ada enam proyek yang telah masuk tahap lelang, dan kami berharap pengerjaannya dapat berjalan sesuai dengan rencana,” tutup Suhar. (*)
Reporter : Arjuna
Editor : RATNA IRTATIK