Buka konten ini
TANJUNGPINANG (BP) – Event bazar Imlek di kawasan Kota Lama, Kota Tanjungpinang, Kepri diwarnai kericuhan. Kericuhan ini melibatkan penanggung jawab kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bazar mingguan dan UMKM bazar Imlek.
Kericuhan ini terjadi di Jalan Merdeka, tempat bazar dalam rangka perayaan Imlek tersebut dilakukan pada Kamis (2/1).
Menurut penasihat kelompok bazar UMKM mingguan Kota Lama, Zulkifli, menyampaikan keributan itu berawal dari panitia bazar Imlek, yang dinilai menolak mengikutsertakan 60 UMKM bazar mingguan.
”Bahasa menolak memang tidak ada. Karena terjadi begini (keributan) ya saya kurang tahu menolak atau tidak, nilai saja sendiri,” kata Zulkifli kepada Batam Pos.
Zulkifli mengaku, pihaknya sudah menyerahkan data 60 UMKM mingguan kepada pihak Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Tanjungpinang, untuk diikutsertakan ke dalam bazar Imlek 2025.
”Dengan harapan dapat ikut berkolaborasi. Namun hingga saat ini belum ada keputusan, UMKM kita boleh gabung atau tidak,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Bazar Imlek, Alay Immanuel, menambahkan bahwa bazar Imlek di kawasan Kota Lama memang merupakan event tahunan. Ia juga mengaku, PSMTI Tanjungpinang memiliki izin untuk melakukan bazar.
Ia menegaskan, akan tetap merangkul puluhan UMKM bazar mingguan, untuk ikut berkolaborasi dalam bazar Imlek tersebut. Pihaknya mencoba melakukan penambahan peserta UMKM bazar tersebut. ”Tapi solusinya masih belum putus,” pungkasnya. (*)
Reporter : MOHAMAD ISMAIL
Editor : ANDRIANI SUSILAWATI