Buka konten ini
BATAM KOTA (BP) – Kesadaran masyarakat Batam untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB) terus meningkat. Sepanjang 2025, tercatat 1.885 warga Batam menjadi akseptor KB dengan metode kontrasepsi jangka panjang.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batam, Novi Harmadyastuti, mengatakan jumlah tersebut terdiri atas 623 akseptor Intrauterine Device (IUD), 1.145 implant, 65 aff implant, 23 Metode Operasi Pria (MOP), dan 29 Metode Operasi Wanita (MOW).
“Artinya, program KB sudah tersosialisasi dengan baik dan kesadaran masyarakat untuk ber-KB cukup tinggi,” ujar Novi saat dihubungi di Batam, Kamis (16/10).
Ia menjelaskan, layanan KB tersebut diberikan secara gratis dan difasilitasi langsung oleh Pemerintah Kota Batam melalui tenaga medis serta penyuluh lapangan.
Jika dibandingkan dengan data triwulan II, jumlah akseptor KB jangka panjang di Batam menunjukkan tren peningkatan signifikan, terutama pada pengguna IUD dan implant. IUD bertambah 217 akseptor, sementara implant meningkat 256 akseptor dalam periode yang sama.
Meski demikian, Novi menyebutkan program KB gratis sementara dihentikan pada Oktober ini.
“Sementara break dulu bulan Oktober ini. Jika ada rencana turun lagi untuk KB gratis, akan kami informasikan,” katanya.
Novi menambahkan, pelaksanaan program KB gratis di Batam masih didukung Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat dan belum bersumber dari APBD Kota Batam.
Untuk tahun 2025, DP3AP2KB menargetkan 1.000 akseptor IUD, 1.000 implant, 10 MOP, 99 MOW, dan 100 aff implant. Target tersebut diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan KB serta membantu menekan angka kelahiran di Batam.
“Dengan dukungan tenaga medis dan penyuluh yang aktif di lapangan, kami optimistis target tahun ini bisa tercapai. Selain untuk pengendalian penduduk, program KB juga berperan penting dalam menjaga kesehatan ibu dan kesejahteraan keluarga,” pungkas Novi. (***)
Reporter : Rengga Yuliandra
Editor : RATNA IRTATIK