



Satu pekan terakhir, Batam kembali menjadi panggung dinamika yang memperlihatkan bagaimana kota industri ini bergerak di antara semangat pembangunan dan tantangan pengawasan. Mulai dari persoalan lingkungan, regulasi, hingga stabilitas ekonomi, semuanya berpadu dalam rentang tujuh hari yang penuh catatan.
Dari Tanjungriau, polisi masih menyelidiki penyebab ambruknya tujuh unit ruko di Kompleks Devin Premier, Kelurahan Tanjungriau, Kecamatan Sekupang, Kota Batam. Insiden yang terjadi pada Jumat (3/10) sekitar pukul 14.00 WIB itu, berlangsung sesaat setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Dari Sagulung, rencana penghentian aktivitas PT Esun Internasional Utama kembali menuai sorotan. Pemerintah pusat melalui KLHK disebut akan menutup operasional perusahaan itu karena dugaan pelanggaran lingkungan. Namun, di lapangan, aktivitas masih berjalan seperti biasa. Warga menanti langkah tegas, sebab tanpa kepastian hukum, kepercayaan publik bisa perlahan pudar.
Batam juga diguncang kabar duka: seorang pegawai pajak ditemukan meninggal di sebuah homestay kawasan Nagoya Hill. Polisi masih menyelidiki penyebab kematiannya, sementara publik menyoroti pentingnya keamanan dan pengawasan di sektor perhotelan.
Dari sektor transportasi, Ratusan kendaraan terjaring dalam razia gabungan yang digelar di halaman Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batam, Kamis (9/10) sore. Beragam pelanggaran ditemukan, mulai dari tidak memiliki dokumen kendaraan, Surat Izin Mengemudi (SIM), pajak mati, hingga KIR kedaluwarsa. Meski sempat diwarnai kepanikan beberapa pengendara yang tergesa mencari dokumen kendaraan, razia berlangsung lancar.
Kemudian, warga Perumahan Sukajadi menegaskan penolakan terhadap rencana pembangunan Kantor Lurah Sukajadi di kawasan mereka. Mereka khawatir akan dampak terhadap kenyamanan dan keamanan lingkungan. Sebagai alternatif, warga menawarkan lokasi lain yang dinilai lebih strategis dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat.
Peristiwa-peristiwa tersebut mengingatkan kita bahwa pembangunan harus seimbang dengan partisipasi masyarakat dan pengawasan yang ketat. Suara warga, seperti yang ditunjukkan dalam penolakan pembangunan Kantor Lurah Sukajadi, perlu didengar dan dipertimbangkan dalam setiap kebijakan. Hanya dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Batam dapat berkembang menjadi kota yang maju, berkelanjutan, dan inklusif. (***)
Reporter : TIM BATAM POS
Editor : JAMIL QASIM