Buka konten ini

KATHMANDU (BP) – Tanah longsor dan banjir besar melanda Nepal dan India, menewaskan lebih dari 60 orang dan memutus akses ke sejumlah wilayah pegunungan terpencil. Seperti dilansir channelnewsasia.com, hujan deras yang mengguyur sejak Jumat (3/10) membuat sungai-sungai di Nepal meluap, menenggelamkan desa, dan melumpuhkan jalur transportasi.
Menurut Otoritas Nasional Penanggulangan dan Pengelolaan Risiko Bencana Nepal, sedikitnya 43 orang tewas akibat bencana tersebut, sementara lima orang masih hilang.
Sebagian besar korban berada di Distrik Illam, wilayah timur Nepal, yang menjadi kawasan terdampak paling parah. “Hujan deras semalaman memicu longsor besar,” ujar pejabat distrik, Sunita Nepal, Minggu (5/10). “Dengan jalan yang tertutup material longsor, beberapa daerah sulit dijangkau. Tim penyelamat kini berjalan kaki untuk mencapai lokasi,” lanjutnya.
Di ibu kota Kathmandu, sejumlah sungai juga meluap dan merendam pemukiman di sepanjang bantaran. Pemerintah mengerahkan personel keamanan dengan helikopter dan perahu motor untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir.
“Ada beberapa kerusakan, tapi berkat peringatan dini, kami sempat memindahkan sebagian barang ke tempat aman,” ujar Rajan Khadga (38), seorang pedagang sayur.
Tanah longsor juga menutup jalan raya utama dan mengganggu penerbangan domestik, membuat ratusan pelancong terjebak. Banyak dari mereka baru saja pulang dari perayaan festival Hindu Dashain.
Perdana Menteri Sushila Karki menegaskan bahwa pemerintah sepenuhnya siap melakukan evakuasi dan bantuan. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian kecuali dalam keadaan mendesak, serta menetapkan Minggu dan Senin sebagai hari libur nasional untuk mendukung upaya tanggap darurat.
Di seberang perbatasan, bencana serupa juga melanda Darjeeling, negara bagian Benggala Barat, India. Hujan deras semalam memicu banjir bandang dan tanah longsor yang menghancurkan rumah-rumah dan infrastruktur. Sedikitnya 20 orang tewas, menurut anggota parlemen India Harsh Vardhan Shringla.
Cuplikan televisi menunjukkan tim penyelamat menggunakan kabel baja untuk menyeberangi aliran air deras, sementara jembatan runtuh dan jalan amblas dihantam banjir.
Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan duka mendalam dan mengatakan pemerintah sedang memantau situasi di Darjeeling dan sekitarnya.
Musim hujan yang biasanya berlangsung dari Juni hingga September memang setiap tahun menimbulkan korban jiwa di Asia Selatan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, intensitas dan frekuensi banjir serta longsor meningkat tajam.
Para ahli menyebut perubahan iklim sebagai penyebab utama. Laporan Pusat Pengembangan Pegunungan Terpadu Internasional (ICIMOD) yang berbasis di Kathmandu pada Juni lalu memperingatkan bahwa risiko bencana meningkat pada musim hujan tahun ini. “Suhu yang terus naik dan hujan ekstrem meningkatkan risiko bencana seperti banjir, longsor, dan aliran material,” tulis laporan ICIMOD. (***)
Reporter : GALIH ADI SAPUTRO
Editor : MUHAMMD NUR