Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Prabowo Subianto dinilai memiliki potensi besar sebagai pemimpin bangsa yang mampu memberikan contoh positif di kancah internasional. Pandangan ini disampaikan oleh Alexander Ivanov, mantan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, yang menyoroti kualitas kepemimpinan Prabowo melalui karya tulisnya berjudul The Art of Military Leadership jilid kedua.
Menurut Ivanov, Prabowo dikenal sebagai sosok yang teliti dan cermat, serta memiliki kebiasaan membaca yang mendalam. Ia berharap Prabowo, dalam kapasitasnya sebagai Presiden Indonesia, mampu menunjukkan gaya kepemimpinan yang bermartabat dan berintegritas, sebagaimana dijelaskan dalam buku yang ditulisnya.
Ivanov juga mengapresiasi cara Prabowo mengkaji nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki para tokoh besar dunia sepanjang sejarah. Buku tersebut membahas tokoh-tokoh seperti Julius Caesar, Alexander Agung, Sun Tzu, Salahuddin Al-Ayyubi, Jenghis Khan, Hideyoshi, Washington, Bolivar, Zhu De, Zapata, Mandela, hingga Vo Nguyen Giap. Tidak hanya itu, tokoh militer Rusia seperti Kutuzov, Zhukov, dan Rokossovsky juga mendapat tempat dalam pembahasannya.
”Upaya membandingkan gaya kepemimpinan lintas zaman seperti itu merupakan pendekatan yang unik dan tidak lazim dijumpai,” ujar Ivanov.
Ia menilai Prabowo memiliki wawasan mendalam dan rasa cinta tanah air yang tinggi. Sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo dinilai memiliki komitmen besar terhadap kemajuan bangsa.
“Saya sangat menghargai keluasan perspektifnya, referensi dari literatur yang ia baca, dan semangat nasionalismenya yang begitu kuat,” tambah Ivanov.
Dua jilid buku The Art of Military Leadership kini telah diterbitkan dalam bahasa Rusia, bertepatan dengan pertemuan tingkat tinggi antara Prabowo dan Presiden Vladimir Putin pada 19 Juni 2025.
Ivanov juga menekankan bahwa hubungan Indonesia dan Rusia terus berkembang secara positif, baik dalam kerja sama bilateral maupun dalam forum multilateral seperti ASEAN, G20, dan PBB.
“Hubungan antara kedua negara tetap solid karena didasari oleh ketulusan, saling menghormati, dan prinsip kesetaraan di tengah dunia multipolar, tanpa adanya dominasi atau pemaksaan nilai dari pihak manapun,” tutupnya. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : PUTUT ARIYO TEJO