Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Industri makanan dan minuman (mamin) bergeliat seiring masuknya investasi baru. PT PepsiCo Indonesia meresmikan pabrik baru di Kawasan Industri GIIC, Cikarang, Jabar. Perusahaan mamin global asal Amerika Serikat (AS) telah mengucurkan dana mencapai 200 juta dolar AS (USD) atau setara Rp3,3 triliun.
Pabrik itu memproduksi makanan ringan dengan kapasitas 24 ribu ton per tahun dan menyerap hampir 400 tenaga kerja. ”Kehadiran pabrik ini tidak hanya memperkuat industri makanan ringan nasional, tetapi juga membuka lapangan kerja dan mempercepat substitusi impor,” Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza di sela peresmian pabrik baru PT PepsiCo Indonesia, Jumat (20/6).
Dia menyebutkan, industri mamin masih menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 6,04 persen pada kuartal I 2025, lebih tinggi dari industri pengolahan non-migas dan PDB nasional. Pada periode yang sama, sektor ini menyumbang 41,15 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas dan mencatat nilai ekspor sebesar USD11,78 miliar.
PepsiCo juga turut berkontribusi terhadap pemberdayaan lokal melalui kemitraan dengan 200 petani kentang dan 200 petani jagung dari Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di sisi lain, pabrik ini juga menerapkan prinsip keberlanjutan dengan menggunakan 100 persen air daur ulang dan energi terbarukan.
Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika menambahkan bahwa kehadiran PepsiCo di Indonesia mencerminkan kepercayaan global terhadap potensi industri mamin nasional. “Ini adalah bukti bahwa Indonesia tak hanya menjadi pasar konsumtif, tapi juga pusat produksi kompetitif,” ucapnya.
CEO PepsiCo Indonesia Asif Mobin menyatakan bahwa Indonesia menjadi pasar strategis dalam rencana ekspansi PepsiCo di Asia Pasifik. ”Kami bangga bisa mendukung penguatan industri lokal dan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara jangka panjang,” ujarnya.
Sementara itu, partisipasi Indonesia dalam pameran makanan dan minuman terbesar di Amerika Latin, APAS Show 2025, membuahkan hasil manis. Produk makanan olahan seperti mi instan, biskuit, dan wafer mencatatkan transaksi senilai lebih dari Rp18,4 miliar selama pameran yang berlangsung di Expo Center Norte, Sao Paulo, Brasil.
Pencapaian itu sebagian besar diperoleh melalui sesi business matching yang difasilitasi oleh Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sao Paulo. Kepala ITPC Sao Paulo Donny Tamtama menyebut potensi transaksi dari kegiatan tersebut melibatkan 23 perusahaan importir dan distributor lokal Brasil.
”Produk Indonesia tak hanya tampil sebagai peserta, tapi menjadi sorotan dalam menghadirkan inovasi pangan yang sesuai dengan tren konsumen global,” ujarnya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG