Buka konten ini
NEW DELHI (BP) – Mesin pesawat Boeing 787-8 Dreamliner Air India yang jatuh di dekat Bandara Ahmedabad, India bagian barat, pada Kamis (12/6) lalu memiliki riwayat yang bersih. Salah satu mesin masih baru. Sementara mesin satunya telah diservis.
Hal itu diungkapkan Chairman Air India, Natarajan Chandrasekaran, Kamis (19/6). “Mesin kanan adalah mesin baru yang dipasang pada bulan Maret 2025. Mesin kiri terakhir diservis pada 2023 dan akan menjalani pemeriksaan perawatan berikutnya pada bulan Desember 2025,” kata Chandrasekaran kepada saluran Times Now.
Meski begitu, Chandrasekaran tetap menunggu laporan investigasi yang keluar dalam 30 hari. “Semua butuh kejelasan. Kita perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ucapnya.
Hasil investigasi awal kecelakaan pesawat Air India yang menewaskan 271 orang, 241 penumpang dan 30 warga, tersebut memang mengarah ke mesin. Dua mesin General Electric GEnx-1B itu kehilangan energi atau mati saat tengah lepas landas. Hal ini dibuktikan dari rekaman video yang memperlihatkan pesawat gagal mencapai ketinggian atau hanya mendaki sekitar 137 meter sebelum akhirnya jatuh dan meledak.
Kishore Chinta, mantan penyidik di Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India, memberi pandangan berbeda. Menurut Chinta, kondisi mesin pesawat tidak selalu terkait dengan usianya. Khususnya dalam kasus mesin pada Boeing 787-8.
“Usia mesin tidak ada hubungannya dengan kesehatan mesin, khususnya untuk mesin Genx-1B,” ucapnya. Dengan kata lain, hanya karena mesin baru, tidak berarti mesin itu sehat atau sebaliknya.
Mesin Genx-1B, yang dibuat oleh GE Aerospace, juga tidak mengikuti jadwal perbaikan atau perawatan tetap. Mesin itu dilengkapi dengan sistem yang disebut Full Authority Digital Engine Control (FADEC) yang terus memantau kesehatan dan kinerja mesin. Keputusan untuk melakukan servis atau mengganti mesin berdasar pada data dan pemeriksaan fisik tersebut.
Sebelumnya, Direktorat Penerbangan Sipil India (DGCA) menyoroti keterlambatan dalam pemeliharaan serta kurangnya koordinasi internal dalam kasus jatuhnya pesawat Air India. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO