Buka konten ini
BATUAJI (BP) – Perilaku pengendara yang nekat melawan arus di kawasan Batuaji dan Sagulung kembali memakan korban. Dalam beberapa hari terakhir, dua kecelakaan serius terjadi di Jalan Brigjen Katamso, Tanjunguncang, akibat ulah pengguna jalan yang memaksakan diri melintas dari arah berlawanan demi menghindari rute memutar yang jauh.
Kecelakaan pertama terjadi pada Minggu (15/6) sore, tepat di depan Mako Satpol PP Batam. Dua pemotor terkapar bersimbah darah setelah bertabrakan hebat di tengah jalur U-Turn. Salah satu dari mereka disebut melaju dari arah berlawanan dengan kecepatan tinggi, membuat pengendara lain tak sempat menghindar.
Sehari berselang, Senin (16/6), kecelakaan kembali terjadi hanya beberapa meter dari lokasi sebelumnya. Seorang pria lanjut usia pengemudi motor becak pengangkut air galon mengalami luka serius setelah bertabrakan dengan pengendara lain. Warga sekitar yang menyaksikan kejadian itu menyebut, korban panik karena melihat motor melaju dari arah yang tidak semestinya.
“Wajahnya penuh darah, sepertinya kena spion. Dia panik, karena tidak menyangka ada motor dari arah berlawanan,” ujar Erni, warga setempat. Ia mengaku, kejadian ini menjadi puncak kekhawatiran warga atas perilaku lawan arus yang sudah sering dikeluhkan.
Pihak Polsek Batuaji membenarkan kejadian tersebut. “Korban sudah dibawa ke rumah sakit. Penanganan lebih lanjut ditangani oleh Unit Laka Lantas Polresta Barelang,” kata seorang personel di lokasi kejadian.
Fenomena melawan arus bukan hal baru di wilayah Batuaji dan sekitarnya. Setiap pagi dan sore, puluhan pengendara, terutama pengguna sepeda motor, nekat melawan arah untuk menghindari kemacetan atau jarak tempuh yang lebih jauh. Ironisnya, pelanggaran ini makin dianggap wajar oleh sebagian pengendara.
“Sering saya lihat yang bawa motor matik sambil bonceng anak kecil. Mereka seenaknya saja lawan arah. Bahaya banget,” keluh Roni, pengendara yang kerap melintasi jalur tersebut.
Warga menilai, imbauan dari aparat belum cukup. Mereka mendesak adanya langkah konkret, seperti pemasangan pembatas jalan, razia rutin, hingga kamera pengawas di titik rawan.
“Kami khawatir, kalau tidak ada tindakan tegas, korban akan terus berjatuhan. Jangan sampai harus tunggu ada yang meninggal baru ditindak,” tambah Erni.
Sementara itu, Kapolsek Batuaji, AKP Raden Bimo Dwi Lambang, menyatakan pihaknya telah rutin melakukan pengawasan, termasuk patroli dan penempatan personel di titik-titik rawan.
“Kami terus pantau dan edukasi masyarakat agar taat aturan lalu lintas. Keselamatan itu tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Dengan kepadatan lalu lintas dan jumlah kendaraan yang terus bertambah, masyarakat berharap perilaku berkendara lebih disiplin. Tanpa kesadaran kolektif, jalan-jalan di Batam terancam menjadi medan berbahaya akibat pelanggaran yang selama ini dianggap sepele.
Membahayakan, Dishub Usulkan U-Turn Seraya Atas Ditutup
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batam tengah mengkaji usulan penutupan jalur putar balik (u-turn) di Jalan Yos Sudarso, tepatnya di kawasan Seraya Atas. U-turn yang berada di jalur penurunan tersebut dinilai membahayakan pengendara, terutama pada malam hari.
“Itu pembangunan dari BP Batam. Kami sudah usulkan agar segera ditutup,” kata Kepala Dishub Batam, Salim, Jumat (20/6).
Menurut Salim, pembangunan u-turn di jalur menurun semestinya tidak dilakukan karena membahayakan lalu lintas. Ia menyarankan agar pengendara menggunakan u-turn lain yang lebih aman, yakni yang berada beberapa meter di depan lokasi tersebut.
“U-turn di jalan turunan memang berisiko tinggi. Apalagi kalau malam hari, jarak pandang terbatas,” ujarnya.
Pantauan di lokasi menunjukkan, u-turn itu kerap digunakan oleh kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah atas. Kondisi jalan yang menurun membuat pengemudi kesulitan mengerem mendadak ketika hendak berputar balik, meningkatkan risiko kecelakaan.
Alpan, salah seorang warga Seraya, mengungkapkan kekhawatirannya. Menurutnya, u-turn itu sudah lama menjadi titik rawan tabrakan karena posisi jalan yang curam dan sering kali gelap gulita akibat lampu penerangan jalan yang padam.
“Kalau dari atas, kendaraan pasti melaju cepat. Begitu ada yang mendadak putar balik, pengendara lain bisa kaget dan tabrakan tidak bisa dihindari,” ujar Alpan.
Ia menambahkan, beberapa pengendara juga kerap melakukan manuver berbahaya di titik itu. Bila tidak segera ditutup, ia khawatir akan muncul korban jiwa.
“Apalagi kalau malam. Lampu jalan sering mati, sudah menurun, gelap pula. Sangat berbahaya kalau tetap dipertahankan,” tutupnya.
Dishub Batam menyatakan akan segera berkoordinasi lebih lanjut dengan BP Batam untuk mengambil langkah tegas, demi keselamatan pengguna jalan di kawasan tersebut. (*)
Reporter : EUSEBIUS SARA – YOFI YUHENDRI
Editor : RATNA IRTATIK