Buka konten ini
BANGKOK (BP) – Perdana Menteri (PM) Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kemarin (19/6). Itu menyusul rekaman percakapan telepon dengan mantan PM Kamboja, Hun Sen, yang bocor ke publik. Yang dilakukan Paetongtarn memicu kemarahan publik Thailand.
Dalam konferensi pers yang digelar bersama petinggi militer dan Partai Pheu Thai di gedung pemerintahan di Bangkok, Paetongtarn menyatakan penyesalannya atas rekaman yang menimbulkan keresahan publik. ”Saya mohon maaf atas rekaman audio pembicaraan saya dengan pemimpin Kamboja yang menyebabkan ketidakpuasan masyarakat,” ucapnya seperti dilansir dari AFP.
Sapa Hun Sen dengan Paman
Dalam rekaman yang bocor, Paetongtarn terdengar membahas sengketa perbatasan dengan Hun Sen. Selain itu dia menyebut komandan militer Thailand di wilayah timur laut sebagai lawan. PM termuda dalam sejarah Thailand (terpilih saat belum genap 38 tahun) itu juga menyapa Hun Sen dengan sapaan akrab paman.
Imbasnya, partai Bhumjaithai menyatakan keluar dari pemerintahan pada Rabu lalu (18/6). Partai itu merupakan koalisi utama pemerintah. Bhumjaithai menyebut tindakan Paetongtarn telah melukai harga diri negara dan institusi militer. Paetongtarn pun kehilangan mayoritas suara di parlemen karena Bhumjaithai memiliki 69 kursi.
Pemerintahan Paetongtarn Bisa Tumbang
Sementara dua partai lain dalam koalisi pemerintah, United Thai Nation dan Demokrat, akan menggelar rapat untuk menentukan sikap. Jika keduanya ikut menarik dukungan, pemerintahan Paetongtarn bisa tumbang dan membuka jalan bagi pemilu dini atau pembentukan koalisi baru.
Sementara itu, demonstrasi anti-pemerintah kembali mencuat. Ratusan orang berkumpul di depan gedung pemerintah menyerukan agar Paetongtarn mundur. Banyak dari mereka merupakan mantan aktivis Kaos Kuning. Yakni, gerakan royalis anti-Thaksin Shinawatra yang pernah mendominasi panggung politik satu dekade lalu. Thaksin adalah ayah Paetongtarn. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO