Buka konten ini
Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menegaskan pentingnya membangun benteng perlindungan yang kuat bagi perempuan dan anak dari ancaman kekerasan serta tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Hal itu disampaikan Amsakar saat membuka kegiatan penyuluhan perlindungan perempuan dan anak serta pencegahan TPPO di Kantor Wali Kota Batam, Kamis (19/6).
Kegiatan yang digagas Pemerintah Kota Batam itu diikuti oleh 130 kader TP PKK dari seluruh kecamatan se-Kota Batam.
Mereka akan menjadi garda terdepan dalam menyampaikan pesan-pesan perlindungan hingga ke masyarakat di tingkat paling bawah.
“Wilayah kita sangat dinamis. Sebagai daerah perbatasan, Batam sangat rentan menjadi jalur TPPO. Maka dibutuhkan kesadaran semua pihak untuk bersama-sama membangun benteng perlindungan yang kokoh,” kata Amsakar.
Ia menyebut, perempuan dan anak masih kerap dipersepsikan sebagai kelompok lemah sehingga kerap menjadi sasaran kekerasan dan eksploitasi.
Padahal, kata dia, kelompok ini memiliki peran strategis dalam membentuk masa depan bangsa.
Amsakar menekankan pentingnya peran para ibu dalam membentuk karakter anak sejak dini.
Oleh karena itu, kaum ibu perlu dibekali pemahaman yang cukup mengenai perlindungan anak dan bahaya perdagangan orang atau TPPO yang tengah marak terjadi.
“Di tangan ibu-ibu lah pembentukan karakter anak bermula. Karena itu, ibu harus dibekali agar mampu menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan membangun generasi tangguh,” ujarnya.
Menurutnya, perlindungan perempuan dan anak bukan semata urusan instansi teknis pemerintah, melainkan menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
“Kita tidak bisa kerja sendiri. Harus kolaboratif dan lintas sektor,” tegasnya.
Ia juga mendorong masyarakat agar tidak ragu melapor jika menemukan kasus kekerasan maupun indikasi TPPO.
“Kalau menemukan kekerasan terhadap perempuan dan anak, atau bahkan TPPO, segera laporkan ke pihak berwajib atau ke Dinas P3APPKB (Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana),” imbau Amsakar.
Sementara itu, Sekretaris Dinas P3APPKB Kota Batam, Royhandy Rifanto, menyebutkan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Batam masih tergolong tinggi.
“Sepanjang 2024, tercatat 266 kasus kekerasan. Rinciannya, 219 kasus terhadap anak dan 47 kasus terhadap perempuan,” ujarnya.
Menurut Royhandy, data tersebut menjadi sinyal bagi semua pihak untuk memperkuat upaya pencegahan serta pendampingan terhadap korban.
“Peserta kegiatan hari ini merupakan 130 kader yang menjadi perpanjangan tangan pemerintah. Melalui mereka, kami berharap pesan perlindungan bisa tersampaikan secara masif,” pungkasnya. (***)
Reporter : Arjuna
Editor : RATNA IRTATIK