Buka konten ini
EVANSTON (BP) – Para peneliti dari Universitas Northwestern di Amerika Serikat membuat terobosan dalam teknologi penyimpanan energi dengan mengubah limbah industri menjadi sumber energi. Mereka memanfaatkan triphenylphosphine oxide, produk sampingan umum dari industri farmasi dan kimia, sebagai bahan anolit untuk baterai bahan redoks (redox flow batteries/RFB).
“Jenis anolit ini meningkatkan potensi total sel sehingga membuatnya jauh lebih efisien,” kata Emily Mahoney, peneliti utama Universitas Northwestern, seperti dilansir dari Sustainability Times, Selasa (17/6).
RFB adalah jenis baterai yang menjanjikan untuk penyimpanan energi skala besar. RFB bekerja dengan dua larutan elektrolit (anolit dan katolit) menghasilkan energi listrik melalui reaksi redoks. Sistem ini dapat diisi sampai berulang kali.
Ada Beberapa Kendala
Namun, teknologi ini masih terkendala beberapa hal. Antara lain ukuran yang besar, biaya tinggi, serta penggunaan material langka. Meski begitu, penemuan tim Mahoney menawarkan solusi alternatif ramah lingkungan sehingga mendukung ekonomi sirkular sekaligus pengurangan limbah industri global.
Dengan memanfaatkan limbah sebagai sumber energi potensial, para ilmuwan membuka peluang baru bagi praktik industri yang lebih hijau dan mandiri dari eksploitasi sumber daya alam terbatas.
Sinergi Antarsektor Industri
Penggunaan triphenylphosphine oxide, yang dihasilkan dari produksi seperti tablet vitamin, turut menandakan sinergi antara sektor farmasi dan energi bersih. Hal itu sekaligus memberi pesan kuat bahwa keberlanjutan tidak hanya soal efisiensi energi, melainkan juga integrasi antarsektor industri. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO