Buka konten ini
TOKYO (BP) – Jepang berupaya mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk merevisi kebijakan tarif. Oleh karena itu, Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, akan melakukan pembicaraan dengan Trump Minggu (15/6) di Kanada. Sebab tarif perdagangan membahayakan perusahaan-perusahaan otomotif Negeri Sakura dan melemahkan pemerintahannya yang rapuh.
Mengutip Reuters, keduanya diperkirakan akan bertemu disela-sela konferensi negara-negara G7 di Kananaskis, Alberta, Kanada. Pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari putaran keenam perundingan perdagangan tingkat tinggi di Washington pada Jumat (13/6).
Negosiator tarif utama Jepang Ryosei Akazawa mengatakan bahwa dia menjajaki kemungkinan kesepakatan dalam pertemuan terperinci dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick.
Para analis berpendapat, Ishiba kembali ke Tokyo tanpa kesepakatan akan lebih baik secara politis daripada mengakui terlalu banyak. “Jika hasilnya buruk, itu bisa dilihat sebagai hal positif bagi Ishiba, yang berani melawan Trump dan membela negaranya saat ia diserang,” kata Michael Cucek, seorang profesor ilmu politik di Temple University di Tokyo.
Gagalnya mencapai kesepakatan di Kanada mungkin tidak berdampak langsung pada ekonomi Jepang, tetapi tarif yang tetap berlaku pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan, kata Asuka Tatebayashi, analis senior di Mizuho Bank.
”Jika melihat data ekspor mobil ke AS pada bulan April, datanya cukup mencengangkan. Nilai dalam dolar (AS) turun hampir 5 persen, tetapi jumlah mobil meningkat banyak. Itu berarti mereka hanya menjual mobil murah atau produsen menanggung biayanya,” paparnya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO