Buka konten ini

BATAM KOTA (BP) – Niat menjual akun gim Mobile Legends justru membawa petaka bagi Timoti, pemuda 21 tahun asal Batam. Bukan hanya kehilangan akun gim senilai Rp800 ribu, Timoti juga harus merelakan ponselnya mati total usai diretas orang tak dikenal yang menyamar sebagai pembeli. Tak hanya dirinya, pengemudi ojek online (ojol) pun turut menjadi korban dalam skema penipuan ini.
Peristiwa ini terjadi di kawasan Anggrek Sari, Batam Kota, Senin (16/6) sore. Semula, Timoti menawarkan akun ML miliknya lewat media sosial. Tak lama, ia menerima pesan dari seseorang yang mengaku tertarik membeli dan memintanya membagikan lokasi (shareloc) untuk bertemu langsung.
“Saya share lokasi, lalu datang pria berpakaian biasa. Dia mengaku mau beli akun itu untuk adiknya,” ujar Timoti saat ditemui di Polsek Batam Kota.
Tanpa banyak curiga, Timoti menyerahkan akses email yang terkait dengan akun gim miliknya. Namun, tak lama setelah informasi akun diberikan, ponselnya tiba-tiba mati total dan tak bisa diakses lagi. “Begitu saya masukkan email, HP (handphone) saya langsung mati. Saya enggak bisa buka apapun. Baru saya sadar ada yang salah,” ujarnya.
Belakangan, pria yang ditemuinya itu mengaku sebagai pengemudi ojol bernama Bakti. Ia ternyata mendapat pesanan fiktif dari aplikasi Gojek untuk berpura-pura menjadi pembeli akun game.
“Saya dapat orderan, diminta pura-pura jadi pembeli akun. Katanya itu akun adiknya dan butuh uang untuk bayar kuliah. Saya cuma jalankan permintaan pengorder,” jelas Bakti.
Pengorder juga menyuruh Bakti untuk tidak mengenakan atribut ojol agar tak menimbulkan kecurigaan. Ia diminta datang ke lokasi dan menyerahkan email sesuai perintah pelaku.
“Saya sempat tanya-tanya juga, tapi dia meyakinkan. Katanya ini lebih baik dibeli oleh saya daripada orang asing. Saya kira saya cuma bantu, makanya saya jalani saja,” lanjut Bakti.
Namun saat transaksi selesai, ponsel Timoti mendadak mati dan akun Gojek yang digunakan pelaku untuk memesan jasa Bakti pun hilang. Bukti percakapan juga ikut lenyap.
“Orderan saya tiba-tiba di-cancel (batalkan), dan semua dengan pemesan hilang. Saya enggak punya bukti apa-apa, kecuali notifikasi pembatalan,” jelas Bakti. Ia bahkan sempat hampir jadi sasaran amukan warga karena disangka pelaku utama.
Bakti mengaku dijanjikan bayaran Rp250 ribu bila transaksi berjalan lancar. Namun, hingga kejadian usai, ia tak mendapat sepeser pun dan justru jadi korban ikut-ikutan.
“Saya satu jam di sana. Kalau saya mau kabur, pasti sudah kabur. Tapi saya juga jadi korban,” ucapnya.
Kini, baik Timoti maupun Bakti telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Batam Kota. Timoti mengaku mengalami kerugian hingga jutaan rupiah akibat kehilangan akses ke ponsel dan data pribadinya.
Sementara itu, Kapolsek Batam Kota, Kompol Anak Agung Made Winarta mengaku belum menerima laporan resmi terkait kejadian ini.
“Kalau sudah ada laporan, baru akan kami pelajari dan tindak lanjuti,” ujarnya singkat. (*)
Reporter : YASHINTA
Editor : RATNA IRTATIK