Buka konten ini
NEW DELHI (BP) – Pemerintah India bergerak cepat merespons kecelakaan tragis pesawat Air India yang jatuh tak jauh dari Bandara Ahmedabad. Menteri Penerbangan Sipil Ram Mohan Naidu, Sabtu (14/6), mengumumkan pembentukan komite tingkat tinggi untuk menyelidiki insiden tersebut. Tim investigasi nasional ini diberi tenggat waktu tiga bulan.
“Kami memberi batas waktu tiga bulan agar tim dapat berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dan berdiskusi dengan pakar-pakar relevan,” ujar Naidu seperti dikutip Times of India.
Kunci utama penyelidikan diyakini berada di dalam kotak hitam pesawat yang telah ditemukan di lokasi kejadian. Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara (AAIB) menaruh harapan besar pada data yang tersimpan dalam perangkat ini.
“Penguraian data dari kotak hitam akan membuka informasi vital mengenai detik-detik sebelum dan saat kecelakaan terjadi,” lanjut Naidu.
Kotak hitam—yang terdiri dari perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit—dirancang untuk tahan terhadap benturan dahsyat dan suhu ekstrem. Alat ini menjadi saksi bisu terakhir yang dapat merekonstruksi apa yang sesungguhnya terjadi di udara.
Di sisi lain, Air India telah memulai pemeriksaan internal terhadap armada Boeing Dreamliner 787 miliknya. Maskapai menyatakan melalui akun X resminya bahwa inspeksi keselamatan satu kali telah dilakukan atas instruksi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara India (DGCA).
“Hingga saat ini, sembilan pesawat telah selesai diperiksa. Kami akan menyelesaikan pemeriksaan pada 24 pesawat lainnya sesuai tenggat waktu yang ditetapkan regulator,” tulis manajemen Air India.
Sekretaris Kementerian Penerbangan Sipil India, Samir Kumar Sinha, menjelaskan kronologi awal kecelakaan. Pada Rabu, 12 Juni, sekitar pukul 14.00 waktu setempat, pihaknya menerima laporan bahwa sebuah pesawat tujuan Gatwick, London, jatuh setelah lepas landas dari Bandara Ahmedabad.
Menurut Sinha, pesawat sempat mengudara selama beberapa detik setelah lepas landas pada pukul 13.39, dan sempat mencapai ketinggian 650 kaki. Namun dalam waktu singkat, pilot melaporkan kondisi darurat penuh: Mayday.
“Pilot sempat memberi tahu ATC Ahmedabad bahwa mereka mengalami keadaan darurat. Beberapa saat kemudian, komunikasi terputus. Satu menit setelah panggilan itu, pesawat jatuh di Medhaninagar, sekitar dua kilometer dari bandara,” terang Sinha.
Ironisnya, pesawat yang jatuh tersebut sebelumnya baru menyelesaikan penerbangan Paris–Delhi–Ahmedabad tanpa kendala.
Kini, seluruh mata tertuju pada kotak hitam dan hasil investigasi komite nasional—yang diharapkan bisa menjawab misteri dan menghindari tragedi serupa di masa mendatang. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO