Buka konten ini
BATUAMPAR (BP) – Forum bertajuk Klarifikasi Pers yang digelar oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai wartawan, berakhir ricuh.
Acara yang berlangsung di Ballroom Lavender, Swiss-Belhotel Harbour Bay, Batam, Sabtu (14/6), diwarnai pengeroyokan terhadap Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Batam, M Khafi Ashary.
Khafi menjadi sasaran kekerasan saat menyampaikan materi mengenai pentingnya sertifikasi wartawan sesuai regulasi Dewan Pers. Ia menegaskan bahwa wartawan yang tidak bersertifikasi rawan melakukan tindakan premanisme berkedok jurnalis.
“Tanpa sertifikasi, aktivitas jurnalistik bisa terindikasi sebagai bentuk premanisme,” ujar Khafi dalam forum tersebut.
Pernyataan itu sontak memancing kemarahan sejumlah peserta. Suasana yang semula berlangsung sebagai diskusi mendadak berubah panas. Dalam video yang beredar, terlihat Khafi dipukul oleh beberapa orang saat berusaha dievakuasi keluar ruangan oleh Unit Intelkam Polsek Batu Ampar.
Aksi pemukulan itu sempat diredam oleh anggota PWI Batam, Faisal, yang mencoba melindungi Khafi. Namun, dalam upaya tersebut, Faisal justru mengalami cedera pada kaki akibat terdorong dan terjatuh.
Usai kejadian, Khafi menegaskan bahwa PWI Batam tidak akan tinggal diam menghadapi intimidasi semacam ini.
”Kami tidak akan mundur sejengkal pun dalam melawan premanisme berkedok wartawan. Forum yang seharusnya menjadi ruang diskusi intelektual justru diwarnai kekerasan. Ini bukan diskusi, ini premanisme,” tegasnya.
Khafi menjelaskan dasar hukum Uji Kompetensi Wartawan (UKW) sebagai syarat legalitas profesi telah diatur dalam Peraturan Dewan Pers Nomor 1 Tahun 2010.
Namun, dalam forum itu, peserta menolak penjelasan tersebut dan tidak membuka ruang diskusi secara sehat.
“Kalau diskusinya seperti ini, kita tidak akan pernah sampai ke titik terang. Karena itu, saya memilih walk out,” ujarnya.
Khafi juga mengaitkan insiden ini dengan maraknya intimidasi terhadap pihak sekolah oleh oknum wartawan menjelang masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang sekarang berganti nama jadi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB).
“Justru kejadian ini menegaskan adanya tindakan premanisme yang selama ini dikeluhkan para guru. Apalagi sekarang sedang PPDB,” katanya.
Sebagai informasi, pada Mei 2025 lalu, sejumlah kepala sekolah di Kepri sempat mengadu ke PWI Batam terkait intimidasi dan pemerasan oleh oknum yang mengaku wartawan.
Kasat Reskrim: Laporan Sudah Diterima
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Batam resmi melaporkan dugaan tindak pidana pengeroyokan terhadap Ketua PWI Batam, M Khafi Ashary, ke Mapolresta Barelang pada Sabtu (15/6) malam.
Laporan ini menyusul insiden kericuhan dalam acara bertajuk Klarifikasi Pers yang digelar di Swiss-Belhotel Batam.
Kasat Reskrim Polresta Barelang, AKP Debby Tri Andrestian, membenarkan laporan tersebut. Ia memastikan bahwa pihaknya sudah menerima laporan resmi dari korban.
“Laporannya sudah kami terima,” ujar Debby, Minggu (16/6).
Ia menambahkan, penyidik akan segera melakukan langkah awal penyelidikan dengan memintai keterangan korban, sejumlah saksi, serta hasil visum dari pihak rumah sakit. “Saat ini masih dalam tahap penyelidikan,” ujarnya singkat. (*)
Reporter : YOFI YUHENDRI – Rengga Yuliandra
Editor : RATNA IRTATIK