Buka konten ini
Niat awal berjualan karena ingin membayar uang les, dan ia juga menyukai dunia Food & Beverage (FnB), menjadi pondasi kuat bagi Stefanie Tan mempertahankan usahanya hingga saat ini.

Stefanie Tan, atau akrab disapa Stef, yang baru menginjak usia 17 tahun. Walaupun masih terbilang remaja, hal tersebut tidak menghalanginya untuk memulai usaha. Berawal dari saat masih duduk dibangku SMK, yaitu di SMK Maitreyawira Batam, Jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran.
”Waktu itu lagi ada kegiatan peminatan, kegiatan berjualan di area sekolah, dari situ saya memutuskan untuk mencoba jualan,” terang Stef membuka perbincangan.
Setelah melakukan observasi, Stef mendapati bahwa keju adalah salah satu olahan makanan yang banyak diminati oleh siswa-siswi di tempat Stef bersekolah. Dari situ Stef mencoba memikirkan menu-menu apa saja yang sekiranya cocok disandingkan dengan keju.
”Akhirnya sekarang saya menjual banyak jenis produk dari olahan pisang dan kulit lumpia,” ungkap Stef.
Sedangkan untuk resepnya, Stef melihat tutorial di tiktok dan ada beberapa yang diubah dari bahan-bahannya, lebih ke memperbaiki dan mencoba-coba hingga menemukan rasa yang pas sesuai yang diharapkan.
”Awalnya yang beli teman-teman sekolah dari yang sekelas sampai kelas 10 sama 11. Juga saya tawarin dan untungnya banyak yang suka jadi banyak yang repeat order,” imbuhnya.
Stef mengatakan, selain karena menyukai bidang FnB, alasan ia serius berjualan karena uangnya ia gunakan untuk membayar uang les, dan syukurnya sampai saat ini ia masih bisa mengembangkan usahanya.
Saat ini selain berjualan, Stef sedang mempersiapkan diri untuk masuk ke bangku kuliah, ia memulai usahanya sejak Agustus 2024, yang mana sudah berjalan kurang lebih 10 bulan. Ia memberi nama usahanya dengan sebutan Bananago, karena produk yang dijual kebanyakan olahan pisang dan ’go’ berharap usahanya selalu melangkah ke depan.
Berikut beberapa menu yang dijual oleh Stef:
– Piscok Lumer
– Pisang Gendut
– Pisang Nugget
– Keju Aroma
Dengan harga Rp20 ribu all varian, sudah include dengan sausnya. Adapun beberapa pilihan sausnya, seperti coklat, vanila, green tea, tiramisu, choco crunchy, dan stroberi. Serta topping keju dan oreo, dengan tambahan biaya Rp2 ribu.
”Yang paling best seller piscok lumer dan varian rasa paling best seller choco crunchy,” sebut Stef.
Awal berdiri Bananago masih menggunakan sistem Pre Order (PO), yaitu Stef berjualan di sekolah dalam seminggu bisa sekali ataupun dua kali open PO. Sedangkan saat ini, Bananago sudah bisa order online, melalui grabfood, gofood dan shopeefood. Dengan sosial media Instagramnya yaitu @bananago.batam dan Tiktok @bananago.batam.
”Saat ini belum ada toko offline dan produksinya masih di rumah, alamatnya di Orchid Park blok C1 no 72,” ujar Stef.
Stef mengungkapkan, pernah dalam satu hari ia menjual hingga 50 kotak, selain order online melalui grabfood, gofood dan shopeefood, beberapa pelanggan terkadang juga memesan melalui WA, dengan pengantaran menggunakan delivery online seperti Maxim.
”Saat ini masih bekerja sendiri, terkadang juga dibantu sama keluarga, dan dalam sebulan omzetnya bisa lebih dari Rp10 juta,” bebernya.
Menurut Stef, jika mau memulai sebuah usaha, yang terpenting adalah mulai saja dulu dan jangan takut. Selagi ada niat, usaha, dan konsisten, pasti akan berkembang seiring berjalannya waktu. Dan dalam berwirausaha, pasti akan ada up and down, hal tersebutlah yang membuat kita semakin kuat.
”Targetnya dalam waktu dekat ingin membuka offline store, dan harapannya semoga usaha saya ini semakin dikenal banyak orang dan bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain,” ucapnya di akhir perbincangan. (***)
Reporter : TIA CAHYA NURANI
Editor : ANDRIANI SUSILAWATI