Buka konten ini
BATAM KOTA (BP) – Ajang Wedding Market 2025 resmi digelar di Atrium Utama Mega Mall Batam Center mulai 9 hingga 15 Juni 2025. Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah promosi industri pernikahan, tetapi juga sarana pelestarian budaya melalui pengenalan tradisi adat Melayu kepada masyarakat luas.
Salah satu sesi yang menjadi perhatian pengunjung adalah talk show bertajuk Pengantin Tradisi Adat Melayu, yang menghadirkan Raja Marsarah dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri Kota Batam sebagai narasumber utama.
Dalam pemaparannya, Raja Marsarah menjelaskan filosofi yang terkandung dalam prosesi adat pernikahan Melayu, seperti upacara berinai, arak-arakan pengantin, hingga penyampaian petuah adat. Menurutnya, setiap tahapan memiliki makna luhur tentang kesantunan, penghormatan kepada orang tua, dan semangat kebersamaan.
“Adat istiadat Melayu bukan sekadar seremoni, tetapi cerminan jati diri dan warisan budaya yang harus terus dijaga,” ujar Raja Marsarah.
Ia menegaskan pentingnya pelestarian budaya lokal di tengah pesatnya perkembangan Batam sebagai kota modern dan multietnis. Sebagai bagian dari wilayah Kepulauan Riau, Batam memiliki akar sejarah dan budaya Melayu yang kuat dan menjadi fondasi dalam kehidupan sosial yang harmonis.
”Meski dihuni berbagai suku bangsa, nilai-nilai budaya Melayu tetap menjadi dasar yang memperkuat kohesi masyarakat,” tambahnya.
Wedding Market 2025 merupakan bentuk kolaborasi antara pelaku industri pernikahan dan tokoh budaya untuk mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, agar lebih mengenal dan mencintai tradisi daerah. Mengangkat adat dalam nuansa modern diharapkan mampu memperkuat identitas budaya lokal di tengah arus globalisasi.
Acara ini juga diramaikan oleh puluhan vendor pernikahan yang menampilkan berbagai produk dan layanan, mulai dari busana pengantin, rias, dekorasi, hingga dokumentasi. Perpaduan unsur tradisional dan kekinian menjadi daya tarik utama bagi calon pengantin yang ingin menyelenggarakan pesta pernikahan yang berkesan dan bermakna. (*)
Reporter : Ratna Irtatik
Editor : ANDRIANI SUSILAWATI