Buka konten ini
WASHINGTON (BP) – Salah satu situs informasi iklim terkemuka milik pemerintah Amerika Serikat, Climate.gov, terancam ditutup. Penyebabnya, hampir seluruh tim pembuat kontennya dipecat. Sudah bertahun-tahun situs yang dikelola National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) tersebut menjadi sumber utama edukasi publik tentang sains iklim, termasuk pola cuaca seperti El Nino dan La Nina.
Sejumlah mantan staf yang kontraknya dihentikan mendadak mengungkapkan, tidak akan ada lagi konten baru yang dipublikasikan di situs tersebut. Mereka mengaku dipecat tanpa peringatan pada 31 Mei lalu.
Mantan manajer program Climate.gov, Rebecca Lindsey, yang juga dipecat pada Februari lalu, menyampaikan, berlarut-larutnya ketegangan antara pejabat politik dan staf karier di NOAA sangat memengaruhi masa depan situs tersebut.
’’Saya sebelumnya mendapat penilaian kinerja yang sangat baik, bonus, dan kenaikan gaji. Namun, saya kemudian menerima surat bahwa kemampuan saya tidak lagi dibutuhkan oleh NOAA,’’ ungkap Lindsey sebagaimana dikutip The Guardian, Kamis (12/6).
Dia menambahkan, saat kontrak besar NOAA jatuh tempo akhir Mei lalu, atasannya menyatakan bahwa ada permintaan ’’dari atas’’ untuk menghapus pendanaan tim. ’’Ini adalah serangan yang sangat disengaja dan terarah,’’ tegasnya.
Tim konten Climate.gov terdiri atas sekitar 10 kontraktor dan sejumlah ilmuwan internal NOAA. Menurut Lindsey, mereka bekerja secara netral, ilmiah, dan independen. Mereka tidak berada di bawah divisi humas, tetapi dalam unit komunikasi dan edukasi ilmiah. ’’Ini bagaikan upaya diam-diam untuk menghentikan lembaga sains menyampaikan informasi ke publik,’’ ujarnya.
Mantan juru bicara NOAA yang juga dipecat, Tom Di Liberto, mengkhawatirkan situs tersebut akan diubah menjadi sarana propaganda.
Lindsey bahkan menyebut kemungkinan terburuk, yakni pengambilalihan situs oleh organisasi seperti Heartland Institute yang dikenal menyangkal krisis iklim. ’’Mereka bisa menggunakan merek dan audiens kami untuk menyebarkan disinformasi. Itu akan sangat mengerikan,’’ ujarnya.
Saat ini, akun media sosial Climate.gov yang memiliki ratusan ribu pengikut juga tidak lagi dikelola. Tanpa tim konten yang selama ini dipercaya untuk menjawab hoaks tentang iklim, serangan disinformasi terhadap media sosial itu bisa berkembang tanpa tandingan. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO