Buka konten ini
NONGSA (BP) – Bandara Internasional Batam (BIB) resmi menggandeng InJourney Aviation Services (IAS), anak perusahaan BUMN PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), untuk mengelola Terminal Kargo Baru di Bandara Hang Nadim. Kerja sama ini menjadi langkah awal menjadikan Batam sebagai pusat logistik strategis di wilayah barat Indonesia hingga Asia Tenggara.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan Jumat (13/6), di Meeting Room Hotel Grand Mercure Batam oleh Pjs Direktur Utama BIB, Annang Setia Budhi dan Direktur Utama IAS, Dendi Danianto.
“Ini momentum penting, tidak hanya bagi kami sebagai pengelola bandara, tapi juga untuk masa depan ekosistem logistik nasional,” kata Annang.
Terminal kargo baru Hang Nadim diklaim akan menjadi simpul logistik modern yang efisien dan terintegrasi. Dalam kerja sama ini, IAS akan bertanggung jawab atas operasional, pengelolaan fasilitas, digitalisasi sistem, serta penerapan standar keamanan dan kepabeanan internasional.
Proyek ini dirancang untuk pengembangan jangka panjang hingga 10 tahun ke depan, dengan target kapasitas layanan mencapai 50 ribu ton kargo per tahun. Selain mempercepat bongkar muat, terminal ini juga diharapkan memperlancar distribusi barang dalam dan luar negeri.
“Kami percaya, keberhasilan infrastruktur tak hanya soal bangunan, tapi bagaimana tata kelola dan operasionalnya berjalan,” lanjut Annang. Ia menyebut proses pemilihan mitra dilakukan secara profesional dan transparan.
Sementara itu, Direktur Utama IAS, Dendi Danianto menyatakan kesiapan IAS dalam mendukung target ambisius tersebut. “Letak strategis Hang Nadim, dekat jalur pelayaran internasional dan Singapura, jadi kunci kekuatan,” katanya.
Bandara Hang Nadim sendiri memiliki keunggulan landasan pacu terpanjang di Indonesia dan posisi geografis yang vital. Kombinasi ini diyakini menjadikan Batam sebagai kandidat kuat pusat logistik udara nasional dan regional.
Dengan pengelolaan baru ini, pemerintah berharap industri logistik dan aviasi Indonesia makin kompetitif serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan perdagangan lintas negara. (*)
Reporter : Arjuna
Editor : RATNA IRTATIK