Buka konten ini
BATAM (BP) – Kementerian Agama (Kemenag) Kota Batam memperkenalkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai inovasi baru dalam dunia pendidikan keagamaan. Kurikulum ini dirancang untuk memperkuat pendidikan karakter sekaligus mencegah kekerasan, termasuk perundungan, yang masih kerap terjadi di lingkungan sekolah.
Kepala Kemenag Batam, Budi Dermawan, mengatakan bahwa KBC bukan semata respons atas kasus kekerasan, melainkan sebuah upaya jangka panjang untuk membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, sehat, dan penuh kasih sayang.
“Kurikulum ini mengajarkan nilai-nilai universal seperti kasih sayang, saling menghormati, empati, dan gotong royong. Tidak hanya untuk siswa, tetapi juga menyasar guru dan seluruh ekosistem sekolah,” ujar Budi, Rabu (11/6).
KBC merupakan gagasan dari Kementerian Agama RI yang bertujuan membentuk relasi harmonis antara manusia dan Tuhan, antarsesama, serta dengan lingkungan sekitar. Dalam praktiknya, Kemenag Batam akan menyertakan kegiatan pembinaan emosional, seperti permainan kelompok, simulasi pemecahan masalah, hingga penguatan spiritual melalui pengajian dan istighatsah.
Menurut Budi, program ini sekaligus mendorong perubahan cara pandang guru dalam proses belajar-mengajar. “Guru tidak lagi hanya sebagai pengajar, tapi juga sebagai pembina karakter. Guru harus membangun kedekatan emosional dengan siswa,” tegasnya.
Sebagai tahap awal, KBC akan diterapkan secara terbatas di dua sekolah berasrama, yakni MAN 1 Batam dan MTsN 1 Batam, pada tahun ajaran 2025/2026. Kedua sekolah tersebut memiliki sekitar 50 siswa yang tinggal di asrama dan akan menjadi fokus pembinaan karakter secara intensif.
“Melalui KBC, kami ingin menciptakan iklim pendidikan yang ramah, aman, dan bebas dari kekerasan. Pendidikan bukan hanya soal kecerdasan intelektual, tapi juga tentang membentuk manusia yang berkarakter dan memiliki empati,” tambahnya.
Budi berharap, langkah ini dapat menjadi model nasional dalam mendorong transformasi pendidikan keagamaan yang lebih manusiawi dan berdampak langsung terhadap kualitas generasi muda. (*)
Reporter : Rengga Yuliandra
Editor : RATNA IRTATIK