Buka konten ini
BATAM (BP) – Proses pemulangan jemaah haji ke Debarkasi Batam tahun 2025 akan berlangsung dalam dua gelombang selama hampir satu bulan, mulai 12 Juni hingga 10 Juli 2025. Sebanyak 11.840 jemaah akan tiba secara bertahap melalui Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Batam, Zulkarnain Umar, menyampaikan, gelombang pertama berlangsung 14 hari, dari 12 hingga 26 Juni, dengan memulangkan 14 kelompok terbang (kloter), dari kloter pertama hingga kloter ke-14.
“Kloter pertama yang terdiri dari 445 jemaah dijadwalkan tiba di Batam pada Kamis dini hari, 12 Juni 2025, menggunakan maskapai Saudi Arabian Airlines. Mereka berangkat dari Jeddah pukul 08.15 Waktu Arab Saudi dan diperkirakan tiba di Batam pukul 21.45 WIB,” ujarnya, Selasa (10/6).
Kloter kedua yang juga berasal dari Provinsi Kepulauan Riau akan terbang dari Jeddah pada Jumat (13/6) pukul 08.50 WAS dan mendarat di Batam pukul 20.20 WIB. “Kloter pertama dan kedua semuanya jamaah asal Kepri. Kami sudah siapkan proses penyambutannya,” kata Zulkarnain.
Gelombang kedua dijadwalkan pada 26 Juni hingga 10 Juli 2025, melibatkan 13 kloter—kloter 15 hingga 27—yang akan dipulangkan melalui Madinah.
Tahun ini, Embarkasi Batam memberangkatkan total 11.840 jemaah, terdiri dari 1.284 asal Kepri, 5.033 dari Riau, 2.910 dari Jambi, dan 2.505 dari Kalimantan Barat. Selain itu, terdapat 54 petugas kloter yang mendampingi selama ibadah haji.
Meski tiba di Bandara Hang Nadim, para jemaah tetap akan diarahkan ke Asrama Haji Batam sebelum melanjutkan perjalanan ke daerah asal.
“Tetap masuk asrama. Kami masih koordinasi dengan protokol gubernur agar Pak Gubernur bisa menyambut lang-sung,” jelasnya.
Berbagai pihak turut dilibatkan, mulai dari maskapai, otoritas bandara, hingga instansi terkait demi menjamin kenyamanan dan keselamatan para tamu Allah selama proses kepulangan.
PPIH Pastikan Tak Ada Jemaah Dirawat Inap
Suhu ekstrem hingga 43 derajat Celsius, kepadatan jutaan orang dari berbagai negara, serta keharusan berjalan kaki menempuh rute panjang tak menyurutkan semangat jemaah asal Kepulauan Riau. Seluruh jemaah kloter 1 dan 2 menjalani puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) dengan selamat.
Ketua Kloter 2 PPIH Embarkasi Batam, Erman Zaruddin Usman, menyatakan kondisi kesehatan para jemaah tetap terkendali meski menghadapi tantangan fisik.
“Alhamdulillah, semua jemaah dalam kondisi baik. Tidak ada yang dirawat inap atau dirujuk ke rumah sakit. Hanya kelelahan ringan yang kami tangani langsung di lapangan,” ujarnya.
Di Arafah, seluruh jemaah menempati tenda-tenda di Markaz BTG 62 secara tertib. Mereka mendapat fasilitas kasur, bantal, dan selimut sesuai ketentuan otoritas Saudi. Wukuf berlangsung khidmat.
Setelah wukuf, jemaah diberangkatkan ke Muzdalifah mulai pukul 19.00 WAS. Karena kepadatan, sebagian besar jemaah—khususnya yang mengikuti skema murur (tidak turun di Muzdalifah)—tetap berada di dalam bus dan langsung menuju Mina.
“Situasinya cukup melelahkan, terutama bagi lansia, disabilitas, dan yang obesitas,” jelas Erman.
Meski demikian, rangkaian ibadah di Mina berlangsung baik. Aktivitas melempar jumrah dilakukan sesuai jadwal dan mempertimbangkan kondisi fisik jemaah. Untuk menghindari suhu ekstrem, lontar dilaksanakan pada pagi atau malam hari.
PPIH juga menerapkan strategi nafar awal, yaitu mempercepat penyelesaian prosesi Mina bagi jamaah yang kuat secara fisik. “Sekitar 300 jemaah berjalan kaki dari Jamarat ke hotel. Sisanya, sekitar 100 orang naik bus,” ujarnya.
Selama fase Armuzna, tim kesehatan kloter aktif memantau kondisi fisik jemaah dan memberi layanan medis ringan di lokasi tenda.
“Tidak ada kasus serius. Jamaah semangatnya luar biasa. Bahkan yang sempat kelelahan tetap ikut rangkaian ibadah dengan tertib,” ujarnya.
Menurutnya, semangat jemaah jadi kunci keberhasilan ibadah. “Kami sangat mengapresiasi kedisiplinan dan keteguhan mereka. Ini bukti kesiapan mental dan spiritual jemaah Kepri dalam menjalani rukun Islam kelima,” tuturnya.
Saat ini, seluruh jemaah kloter 1 dan 2 bersiap menuju Masjidil Haram untuk thawaf ifadah. Rencananya mereka diberangkatkan menggunakan bus shalawat pada 14 Dzulhijjah. Namun, sebagian memilih moda transportasi lain seperti taksi secara mandiri.
“Semua disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Yang penting tetap dalam pengawasan dan bimbingan,” ucap Erman.
Sementara itu, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, proses kepulangan jemaah haji gelombang pertama akan berlang-sung dari 11 hingga 25 Juni. Pada hari pertama, total ada tujuh kloter yang kembali ke Indonesia. Selain dua kloter dari Surabaya (SUB 01 dan SUB 02), juga kloter 01 Embarkasi Ujung Pandang (UPG 01), kloter 01 Embarkasi Lombok (LOP 01), kloter 01 Embarkasi Pondok Gede Jakarta (JKG 01), kloter 02 Embarkasi Ujung Pandang (UPG 02), serta kloter 01 Embarkasi Jakarta (JKS 01).
Menurut Nasaruddin, sebagian besar kloter gelombang I akan dipulangkan melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz di Jeddah. Namun, delapan kloter lainnya akan terbang ke Indonesia melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Rencananya, Nasaruddin akan melepas keberangkatan jemaah kloter UPG 01 dari hotel mereka di wilayah Syisyah, Makkah, menuju Madinah. ”Alhamdulillah, jemaah dalam keadaan sehat dan senang bisa menyelesaikan seluruh rangkaian hajinya,” tuturnya. Kloter UPG 01 dijadwalkan terbang dari Bandara AMAA Madinah pada 11 Juni, pukul 03.30 Waktu Arab Saudi (WAS).
Nasaruddin menyampaikan rasa syukur atas kelancaran seluruh tahapan penyelenggaraan ibadah haji, mulai dari pemberangkatan, puncak haji di Armuzna, hingga pemulangan. ”Secara umum berjalan baik dan lancar,” ucapnya.
Wakil Pengendali Teknis Bidang Media Center Haji (MCH) PPIH Arab Saudi Akhmad Fauzin menyampaikan bahwa seluruh jemaah Indonesia telah kembali ke hotel di Makkah dalam keadaan selamat. Pihaknya tengah menyiapkan proses pemulangan jemaah.
Fauzin mengimbau seluruh jemaah untuk menjaga kondisi fisik agar tetap prima menjelang kepulangan. Itu termasuk saat melaksanakan Thawaf Ifadah dan Thawaf Wada yang menjadi ritual penutup ibadah di Tanah Suci. ”Laksanakan thawaf wada dengan tenang dan khusyuk, serta sesuaikan dengan kondisi fisik dan cuaca yang cukup panas,” ujarnya.
Batasi Barang Bawaan
Dalam rangka persiapan pemulangan, layanan bus Shalawat telah kembali beroperasi untuk mendukung mobilitas jemaah dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya. Fauzin mengingatkan jemaah untuk menggunakan layanan sesuai jadwal, dengan tertib, dan tetap menjaga stamina.
Selain itu, PPIH Arab Saudi bekerja sama dengan maskapai juga akan melaksanakan proses penimbangan barang bawaan jemaah secara bertahap. Jemaah diimbau untuk memperhatikan batas maksimal berat barang dan ketentuan yang berlaku dari maskapai penerbangan. (*)
Reporter : RENGGA YULIANDRA
Editor : RYAN AGUNG