Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Belanda menyiapkan investasi senilai Rp4,89 triliun untuk mendukung berbagai program pembangunan di Indonesia. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Anindya Bakrie menyampaikan bahwa komitmen tersebut diungkapkan langsung oleh Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN Marc Gerritsen dalam pertemuan bersama Kadin di Jakarta, Selasa (10/6).
Anindya menyebutkan bahwa Senin (16/6) mendatang, sebanyak 120 perusahaan asal Belanda akan datang ke Indonesia dalam rangka misi dagang dan investasi. Fokus utama pelaku usaha itu adalah tiga sektor strategis yakni ketahanan pangan, kemaritiman, dan pengelolaan air.
”Misi ini sangat serius. Tidak hanya terpusat di Jakarta, delegasi akan disebar ke berbagai kota seperti Medan, Semarang, dan Makassar, sesuai dengan topik sektoral yang dibahas,” ujarnya.
Belanda saat ini merupakan investor terbesar dari kawasan Uni Eropa di Indonesia. Kontribusinya mencapai 46 persen dari total investasi Eropa. Menurut Anindya, kerja sama ekonomi itu tidak hanya dilandasi hubungan diplomatik yang baik, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang besar dan signifikan.
Selain fokus pada sektor industri dan infrastruktur, misi dagang juga membahas peluang kerja sama di bidang sosial, termasuk penyediaan tenaga kerja migran Indonesia untuk sektor kesehatan dan pelayaran. ”Tujuannya juga mitra investasi jangka panjang. Mereka memiliki lembaga Invest International yang secara khusus mengalokasikan dana untuk proyek-proyek berkelanjutan di Indonesia,” urainya.
Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Marc Gerritsen, juga menyambut positif kolaborasi dengan Kadin. Langkah strategis itu untuk menjembatani kepentingan pembangunan RI dengan kekuatan sektor swasta Belanda. Dia mengonfirmasi bahwa Invest International telah mengalokasikan dana sebesar 300 juta dolar AS (USD) untuk membiayai proyek-proyek investasi di berbagai sektor prioritas.
“Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk mempertemukan mitra bisnis dari kedua negara, demi mendukung pencapaian tujuan pembangunan Indonesia,” ujarnya.
Sebelumnya, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menilai Belanda dapat menjadi pasar alternatif bagi komoditas ekspor Indonesia yang selama ini dikirim ke Amerika Serikat (AS). Ekonom Senior LPEI Donda Sarah Hutabarat menyampaikan, dari perspektif perdagangan internasional, Belanda memiliki posisi strategis lantaran merupakan eksportir terbesar ke-4 dan importir terbesar ke-9 di dunia.
”Dari sisi produk, beberapa produk yang saat ini terfokus ke pasar AS seperti pakaian jadi, alas kaki, ban pneumatik, dan produk kimia memiliki peluang untuk masuk ke pasar Eropa melalui Rotterdam (Belanda), mengingat potensi tingginya permintaan untuk produk-produk tersebut di kawasan,” ujar Donda. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG