Buka konten ini
PARIS (BP) – Rafael Nadal diabadikan tapak kakinya di Court Philippe-Chatrier, Stade Roland Garros, sebelum bergulirnya grand slam Prancis Terbuka (25/6). Itu sebagai apresiasi atas capaian 14 gelar Nadal di Prancis Terbuka sehingga dia berjuluk “King of Clay”. Nadal pun telah memiliki penerus bernama Carlos Alcaraz yang sama-sama berkebangsaan Spanyol dan bergelar “Prince of Clay”.
Senin (9/6), Alcaraz menegaskan statusnya itu setelah mengalahkan petenis nomor satu dunia Jannik Sinner dalam final Roland Garros, sebutan lain Prancis Terbuka. Alcaraz membutuhkan waktu hingga 5 jam 29 menit untuk menaklukkan Sinner 4-6, 6-7(4), 6-4, 7-6(3), 7-6(2) dalam satu-satunya grand slam di lapangan tanah liat tersebut.
Durasi tersebut tercatat sebagai final terlama sepanjang sejarah era terbuka Roland Garros. Rekor sebelumnya adalah 4 jam 47 menit ketika Mats Wilander mengalahkan Guillermo Vilas pada 1982.
Alcaraz pun berhasil mempertahankan gelar Roland Garros sekaligus meraih grand slam kelimanya sepanjang karier. Gelar Carlitos, sapaan akrab Alcaraz- lainnya adalah AS Terbuka 2022 serta Wimbledon 2023 dan 2024. Uniknya, Alcaraz dan Nadal meraih lima grand slam di usia yang sama, yakni 22 tahun 1 bulan 3 hari.
“Sejujurnya, suatu kebetulan memenangkan grand slam kelima saya di usia yang sama dengan Rafael Nadal. Saya akan mengatakan itu sebagai takdir,” kata Alcaraz seperti dikutip dari The Independent. “Itu (sama dengan Nadal) adalah kehormatan yang sangat besar. Semoga ini bukanlah akhir,” harapnya.
Tentu tidak mudah bagi Alcaraz menyamai prestasi Nadal di Roland Garros. Meski begitu, dia menyebut bahwa semangat legenda tenis asal Spanyol itu selalu menyertainya. Seperti saat Alcaraz hanya berjarak satu poin dari kekalahan lawan Sinner kemarin. Tepatnya dalam skor 3-5 (0-40) di set keempat.
“Rafael Nadal adalah inspirasi yang hebat bagi saya, panutan. Ketika saya merasa sedih dan tidak punya kekuatan lagi, saya mencoba memikirkan Rafa, tentang semua upayanya untuk bangkit,” beber Alcaraz kepada Tennis Majors.
“Saya mencoba melakukan hal yang sama. Berjuang hingga titik terakhir. Rafa selalu menjadi idola saya, saya ingin melakukan hal yang sama seperti dia,” imbuh petenis ranking dua dunia itu. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG