Buka konten ini
NONGSA (BP) – Cuaca di wilayah Kepulauan Riau (Kepri) dalam beberapa hari ke depan diperkirakan masih belum stabil. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam mencatat aktivitas atmosfer di wilayah utara Indonesia masih cukup tinggi, berpotensi memicu pembentukan awan hujan.
“Cuaca umumnya berawan dengan potensi hujan sporadis atau tidak merata di sejumlah wilayah Kepri,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam, Ramlan, Jumat (6/6).
Menurut Ramlan, kondisi ini dipicu oleh pembentukan awan hujan yang intens di wilayah utara, sehingga hujan lebat secara tiba-tiba masih mungkin terjadi, terutama pada sore dan malam hari.
Ia mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, khususnya yang beraktivitas di luar ruangan. Hujan mendadak disertai petir bisa membahayakan jika tidak diantisipasi.
“Warga diimbau berhati-hati. Hindari berteduh di bawah pohon atau baliho saat hujan disertai petir,” pesannya.
BMKG juga merilis prakiraan cuaca maritim untuk periode Sabtu hingga Selasa, 7–10 Juni 2025. Dalam rilis tersebut, gelombang laut di Perairan Natuna dan Anambas diperkirakan mencapai 0,6 hingga 1,5 meter. Kondisi ini cukup berisiko bagi pelayaran kapal kecil dan nelayan tradisional.
Peringatan dini pun dikeluarkan untuk aktivitas laut di wilayah tersebut, khususnya pada Sabtu (7/6).
“Gelombang laut kategori sedang berpotensi terjadi. Kami imbau pelaku pelayaran dan nelayan agar tidak memaksakan diri saat cuaca memburuk,” ujar Ramlan.
Masyarakat diharapkan terus memantau pembaruan informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG, termasuk laman https://maritim.bmkg.go.id, guna mendapatkan data prakiraan yang lebih akurat dan terkini.
Ramlan menegaskan bahwa saat ini Kepri masih berada dalam masa peralihan musim. Karena itu, ketidakstabilan cuaca seperti angin kencang, hujan mendadak, dan petir sangat mungkin terjadi.
“Kondisi cuaca seperti ini perlu diantisipasi bersama. BMKG akan terus memberikan informasi terkini demi mendukung keselamatan dan kenyamanan masyarakat,” tutupnya. (***)
Reporter : YASHINTA
Editor : RATNA IRTATIK