Buka konten ini
PARIS (BP) – Aryna Sabalenka dikenal karena kepribadiannya yang ceria. Bahkan ketika kalah, petenis asal Rusia itu biasanya masih bisa tersenyum. Namun, keceriaan itu tidak terlihat setelah dia kalah 6-7 6-2 6-4 dari Coco Gauff pada final Roland Garros, Sabtu (8/6).
Sabalenka menangis tersedu-sedu saat berbicara di hadapan belasan ribu penonton yang hadir di Court Philippe-Chatrier. Dia kecewa karena penampilannya jauh dari kata memuaskan.
“Jelas sekali kawan, ini sangat menyakitkan. Terutama setelah dua minggu yang berat, bermain tenis dengan hebat,” kata Sabalenka sambil menangis.
“Menampilkan permainan buruk di final sungguh menyakitkan. Selamat Coco, kamu bermain lebih baik dariku,” tuturnya.
Saat sesi konferensi pers, Sabalenka me-nganggap faktor cuaca mempengaruhi penampilannya. Saat itu, Paris memang berangin. “Kondi-sinya buruk, dan dia bermain lebih baik dalam kondisi itu daripada saya. Saya pikir ini adalah final terburuk yang pernah saya mainkan dalam karier saya,” tutur Sabalenka dikutip dari Punto de Break.
Sabalenka memberi penilaian cukup mengejutkan untuk Gauff. Petenis 27 tahun itu merasa Iga Swiatek pun bisa menang menghadapi Gauff. Sebelumnya, Swiatek harus mengakui keunggulan Sabalenka di babak semifinal.
“Jika Iga mengalahkan saya tempo hari, saya pikir dia akan menang hari ini. Sejujurnya, itu menyakitkan. Saya telah bermain dengan sangat baik, dan kemudian di pertandingan terakhir, saya menampilkan apa yang saya lakukan (bermain buruk, red), itu menyakitkan,” sesalnya.
Gauff tidak setuju dengan pernyataan Sabalenka. Sebab, faktanya, dia berhasil menang dalam tiga pertemuan terakhir melawan Swiatek.
Yakni di Madrid Terbuka 2025, United Cup 2025 dan WTA Finals 2024 di Arab Saudi pada November tahun lalu. “Terakhir kali saya melawannya, tanpa meremeh-kan, saya menang dalam tiga set. Tidak adil untuk itu,” kata Gauff. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG