Buka konten ini
SAGULUNG (BP) – Penyidik Polsek Sagulung akan segera menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan sadis terhadap seorang wanita penghibur berinisial Vla, 30, yang ditemukan tewas bersimbah darah di kamar S Kostel, Simpang Basecamp, Sagulung. Rekonstruksi ini bertujuan untuk melengkapi berkas perkara sebelum dilimpahkan ke kejaksaan.
Kanit Reskrim Polsek Sagulung, Iptu Anwar Aris, mengatakan rekonstruksi penting untuk memperjelas kronologi kejadian serta menguatkan keterangan pelaku dan saksi.
“Rekonstruksi merupakan bagian dari proses penyidikan lanjutan. Berkas hampir rampung,” ujarnya, Minggu (8/6).
Pembunuhan diduga dilakukan oleh M Iqbal, seorang pria lajang yang bekerja di galangan kapal. Ia berkenalan dengan korban melalui aplikasi MiChat dan sepakat bertemu dengan tarif Rp350 ribu untuk layanan singkat (short time). Namun, usai berhubungan badan, pelaku hanya memberikan Rp50 ribu.
Pertengkaran pun terjadi setelah korban menagih sisa pembayaran. Dalam kondisi emosi, pelaku yang sudah membawa pisau dari rumah, langsung menikam korban sebanyak 19 kali.
Luka tikaman menyebar di bagian dada, perut, dan leher korban, sebagaimana terungkap dalam hasil visum.
“Pelaku mengaku gelap mata karena dimarahi korban dan tidak mampu membayar sesuai kesepakatan,” ujar Anwar. Polisi menegaskan bahwa pembunuhan ini murni akibat konflik pribadi, tanpa ada unsur perampokan atau pencurian.
Pelaku langsung diamankan petugas keamanan kostel sesaat setelah kejadian. Polisi yang tiba di lokasi dengan cepat membawa pelaku ke Mapolsek Sagulung untuk menghindari aksi massa. “Warga sempat mulai berkumpul. Untuk mencegah main hakim sendiri, pelaku langsung kami evakuasi,” jelas Anwar.
Kapolsek Sagulung, Iptu Rohandi Tambunan, menyebut pelaku dijerat pasal pembunuhan berencana. “Pisau sudah dibawa sejak dari rumah. Ini memperkuat unsur perencanaan meski motifnya karena emosi sesaat,” tegasnya.
Seorang petugas resepsionis menyatakan pelaku tidak menunjukkan gelagat mencurigakan saat memesan kamar. “Semuanya terlihat normal. Tapi sekitar pukul 03.00 WIB kami dengar suara ribut. Saat diperiksa, korban sudah dalam kondisi bersimbah darah,” ujarnya.
Jenazah korban sempat dibawa ke rumah sakit namun nyawanya tidak tertolong. Keluarga korban yang datang dari luar daerah kini masih menunggu jalannya proses hukum. Mereka berharap pelaku mendapat hukuman yang setimpal.
Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk staf kostel dan warga sekitar lokasi kejadian. Dengan digelarnya rekonstruksi dalam waktu dekat, diharapkan berkas perkara dapat segera dilimpahkan ke jaksa dan proses persidangan bisa segera berjalan. (*)
Reporter : Eusebius Sara
Editor : RATNA IRTATIK