Buka konten ini
WASHINGTON (BP) – Perseteruan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk terus meruncing. Keduanya saling melontarkan sindiran di Truth Social dan X. Hal itu memunculkan konsekuensi ekonomi yang besar.
Dilansir ABC News, Trump tampak ketus saat ditanya kemungkinan untuk berdamai dengan Musk. Seolah dia tidak tertarik berbicara dengan mantan orang kepercayaannya itu.
“Maksudmu orang yang sudah kehilangan akal?” ujarnya Sabtu (7/6).
Trump juga mengancam membatalkan seluruh kontrak pemerintah AS yang dimiliki Musk. Sekutu Trump, Steve Bannon, bahkan menyarankan agar Musk yang merupakan warga AS kelahiran Afrika Selatan segera dideportasi.
Perselisihan yang kian panas itu langsung berdampak terhadap Musk. Kekayaan bersih Musk dilaporkan anjlok USD 33 miliar. Saham Tesla juga sempat terjun hingga 14,2 persen, menghapus nilai pasar perusahaan USD 152 miliar.
Ketegangan bermula setelah pemilik SpaceX itu mengkritik rancangan undang-undang (UU) perpajakan dan pengeluaran negara yang disebut Trump sebagai RUU besar dan indah. Para ahli menilai rancangan UU itu akan menambah utang nasional USD 2,4 triliun, mencabut akses asuransi kesehatan lebih dari 10 juta orang, serta mengabadikan pemotongan pajak bagi orang-orang terkaya.
Dalam unggahannya di X, Musk menulis ”KILL THE BILL” sambil menyatakan bahwa dirinya tak berkeberatan atas rencana Trump memangkas insentif kendaraan listrik. Dia juga mengungkit kembali pernyataan-pernyataan lama Trump yang mengecam besarnya pengeluaran pemerintah federal.
Musk pernah masuk ke pemerintahan dengan rencana ambisius memangkas anggaran federal USD 2 triliun. Namun, dia justru memilih keluar pekan lalu lantaran pemerintah hanya memangkas sekitar 0,5 persen dari total pengeluaran. Kini, fokusnya pada isu-isu politik menuai reaksi keras.
Protes merebak di berbagai fasilitas Tesla di AS dan Eropa. Hal itu turut berdampak pada penurunan penjualan. Para investor juga khawatir perhatian Musk terbelah sehingga memengaruhi kinerja bisnis. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO